![]() |
kamu marah?” tanya mama lagi dengan suara lembut.“Iya ma… tentu saja!Iya, mama tahu, mama memang salah,“ Tolong jangan kasih tahu papa yah sayang…” ujar mama lagi sambil membelai pipiku..“I..iya ma”“ |
“Sayangg… Ayoo makan, sarapan sudah siapp…” teriak Mama dari lantai bawah.“Iya
Ma, sebentar” sahutku sambil mempercepat mengancingkan kemeja sekolahku.
Setelah selesai, akupun segera menuju ke bawah.Tampak seluruh anggota
keluargaku sudah berkumpul. Papa sibuk membaca koran sambil menyantap roti
bakar, dia sudah terlihat rapi dan siap untuk berangkat berkerja, tentunya
mengantarkan kami ke sekolah terlebih dahulu. Papa adalah seorang pengusaha
sukses. Dia cukup sering tidak berada di rumah karena terlalu sibuk mengurusi
pekerjaannya. Papa sering melakukan perjalanan bisnis, hampir setiap minggu dan
itupun kadang sampai berhari-hari tak pulang. Maklum perusahaannya sedang
berkembang pesat dan membuka cabang di berbagai kota.Kedua adikku Andra dan
Bobi juga sudah di sana. Berurutan mereka kelas 5 SD dan 2 SMP. Aku sendiri
sudah kelas 2 SMA. Umur kami memang masing-masing berjarak 3 tahun. Usiaku saat
ini 16 tahun.Dan tentu saja yang tidak ketinggalan adalah wanita yang paling
cantik di rumah ini, yaitu mamaku. Dia tetap terlihat telaten mengurusi kami
meskipun kini sedang hamil. Mamaku bernama Lisa, umurnya 35 tahun. Masih sangat
muda memang karena dia menikah waktu umurnya 19 tahun.“Andi, cepat habiskan
serapanmu” seru Papa.“Iya Pa, tungguin dong…”“Kamu sih sayang lama amat di
kamar mandi, ngapain aja sih?” tanya mama dengan nada menggoda. Dia seperti
bisa menebak apa yang aku lakukan di dalam kamar mandi. Namun tentu saja tidak
ku jawab yang sebenarnya kalau aku baru saja beronani tadi. Ya, aku tidak
pintar-pintar amat di sekolah, tapi untuk urusan bokep aku cukup jago. Maklum
untuk jaman sekarang bokep dapat didapatkan dengan mudah, apalagi di rumah
terdapat komputer yang langsung terhubung dengan internet. Hampir setiap malam
aku biasanya browsing-browsing situs porno yang berakhir dengan masturbasi.
Untungnya kamarku dengan kamar adik-adikku terpisah, jadi aku bisa dengan
leluasa nonton film bokep sambil masturbasi.“Pa, itu mending internet di kamar
Andi dicabut aja biar dia nggak malas belajarnya” ancam mama padaku, tapi aku
tahu kalau mama tidak serius, ada senyum tersungging di wajahnya.“Yah, ma…
jangan dong, masa dicabut”“Makanya jangan malas, internet itu untuk mendukung
kamu belajar, bukan untuk main game dan buka situs yang aneh-aneh” balas Mama.
Duh, apa mama tahu apa yang sering ku buka di internet? Apa dia mengecek history
browser komputerku? Namun sepertinya mama hanya sekedar menasehati.“Aku nggak
buka yang aneh-aneh kok… lagian Andra dan Bobi juga ada internet tuh di
kamarnya” jawabku membela diri. Ku lihat mama tersenyum.“Tapi nilai mereka
tidak jelek seperti kamu kan?” Mama kembali memojokkanku yang membuat Andra dan
Bobi tertawa, mereka berdua menertawakanku. Sialan. Awas saja nanti.“Eh, tapi
kan ma…”“Hihihi, iya deh sayang… tapi ingat yah, kamu harus belajar lebih rajin
lagi, jangan keluyuran mulu pulang sekolah. Ntar beneran dicabut lho
internetnya” ujar mama akhirnya. Huh, aku lega mama tidak benar-benar mendesak
agar internet di kamarku di cabut. Mama memang sangat baik dan
perhatian.Setelah selesai serapan kamipun berangkat ke sekolah.“Ingat yah
belajar yang bener”“Iya ma…”Mama lalu mengantar kami ke depan, dia mencium pipi
anak-anaknya bergantian, kemudian mencium pipi dan tangan Papa. Itulah yang aku
ketahui tentang mama. Seorang ibu yang sangat baik dan penyayang kepada
anak-anaknya. Seorang istri yang setia pada suaminya. Tidak hanya di rumah,
mama juga sangat baik dan ramah kepada para tetangga. Meskipun aku tahu kalau
dari dulu banyak pria-pria di luar sana yang sering mencuri-curi pandang
kepadanya karena kecantikan mama. Tapi ku tahu mama sangat disegani dan dihormati.“Hati-hati
di jalan yah…” ucap mama pada kami semua. Kamipun pergi, meninggalkan mama
sendirian di rumah…****“Hei Ndi, ngapain cepat pulang? yuk main PS dulu” ajak
temanku. Hari ini kami memang cepat pulang karena guru rapat. Tapi aku memang
ingin cepat pulang, biar mama tahu kalau aku ini memang bukan anak bandel yang
suka kelayapan. Selain itu, aku juga ingin menonton video jav yang baru saja ku
download tadi malam.“Ah, malas gue, pengen cepat pulang aja, bye” jawabku.“Ah…
Lo… ya sudah kalau gitu”Akupun langsung pulang. Singkat cerita akupun sampai di
rumah. Aku menemukan sepasang sendal di teras depan. Aku tidak tahu itu punya
siapa. Ada tamu? Aku yang penasaranpun segera masuk ke dalam rumah, ternyata
pintu juga tidak terkunci.Saat aku di dalam aku langsung mendengar suara
cekikikan mama dari dalam kamarnya. Dengan siapa mama tertawa? Siapa yang ada
di dalam kamarnya? Segera aku menuju ke kamar mama, dari celah pintu yang tak
tertutup sempurna akupun mengintip apa yang terjadi di dalam.Astaga! Aku
terkejut melihat apa yang aku temukan. Mama sedang duduk berduaan di atas
tempat tidur dengan pria lain! Aku pikir mama sedang dibawah ancaman orang itu,
tapi ku lihat mama juga merangkul mesra pria itu, lagian tadi aku mendengar
mama tertawa. Jelas kalau mama memang berselingkuh. Aku begitu kecewa dan sakit
hati pada mamaku. Bayanganku tentang mama hancur sehancur-hancurnya. Ternyata
dia selingkuh di belakang kami semua.Ingin aku masuk dan melabrak mereka, tapi
aku tahan. Aku putuskan untuk melihat dulu apa yang akan terjadi
selanjutnya.“Lo emang cantik Lisa” puji pria itu sambil membelai rambut mama.
Pria itu kelihatannya lebih tua dari mama. Setelah aku perhatikan ternyata dia
adalah pak Jupri! Tetangga kami yang tinggal beberapa rumah dari sini. Orangnya
jelek, kulitnya hitam serta berkumis lebat. Seorang pengangguran. Kenapa mama
sampai berselingkuh dengan pria seperti itu!? Sejak kapan mama seperti
ini!?“Mas kemana aja sih? Adek kan kangen…” ucap mama manja. Aku tidak
menyangka mama menyebut dirinya ‘adek’ di depan pak Jupri ini. Dari ucapannya
aku tahu kalau ini bukan pertama kalinya. Mereka sudah sering melakukannya!
Hatiku semakin teriris.“Kemarin ada urusan di kampung, hehehe” jawab pak Jupri
lalu mencium bibir mamaku. Brengsek! Pria tua bejat! Anjing! Tidak hanya itu,
dia sepertinya berusaha meloloskan daster yang dipakai mama. Ku lihat mama
membiarkan dan tidak berusaha melawan, bahkan bantu berdiri sehingga daster itu
turun merosot dari tubuhnya. Mamaku kini bertelanjang bulat!Mereka kembali lanjut
duduk berciuman di tepi ranjang. Sambil berciuman mereka juga saling
menggerayangi tubuh masing-masing. Cukup lama. Percumbuan yang sangat heboh dan
panas. Ku lihat wajah mama mulai memerah dan mengkilap karena keringat. Mama
sudah horni berat.Pak Jupri lalu merebahkan tubuh mama. Mereka naik dan rebahan
di atas ranjang. Dari posisi ku saat ini aku tidak bisa melihat mereka lagi,
tapi aku masih terus mendengar suara cipakan, mereka masih lanjut bercumbu.
Ingin sekali aku buka pintu lebar-lebar dan melihat dengan jelas apa yang
mereka lakukan.“Masukin mas… masukin kontol mas ke memek adeeeek” terdengar
suara manja mamaku yang cukup mengejutkanku. Aku tidak pernah membayangkan
mamaku akan berkata sevulgar itu, namun kali ini aku mendengarnya langsung. Mama
meminta dirinya untuk disetubuhi pria yang bukan suaminya! Gila! Sungguh gila!
Apa yang harus aku lakukan!? Ibu kandungku akan disetubuhi pria laiiiin…
brengsek! Seharusnya aku memang melabrak mereka, tapi kenapa aku masih juga
menahannya? Aku… malah semakin ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku ingin melihat mama disetubuhi pria itu.Akhirnya aku hanya terus berdiri di
sana. Aku hanya bisa mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di
dalam. Ya, dari yang aku dengar mereka sepertinya sudah mulai bersetubuh. Suara
erangan dan rintihan mereka terdengar sahut menyahut, plus suara kecipak
peraduan selangkangan mereka yang terdengar cukup keras.“Terus mas…. Entotin
adek terus… jangan kasih ampun… Adek miliknya mas” rintih mama manja. Sialnya
suara rintihan manja mama malah membuat aku menjadi horni. Kenapa denganku ini?
Aku kini malah mengelus penisku dari luar celana, bahkan kemudian membuka
reselting celanaku dan mengocok penisku.“Nghh….”“Ssshhh…. Iya mas,
teruuuussss”“Arrghhhh sshhhh”“Ugh… anjing… nikmat bener nih memek, gak pernah
bosan gue”“Ssshhh… Iya mas, genjot adek terus”Suara racauan mereka terus
terdengar. Aku lebih terfokus pada suaranya mama yang membuat aku sangat horni.
Hingga akhirnya kocokanku semakin cepat, aku tidak kuat lagi. Akupun muncrat!
Supaya tidak berceceran sembarangan aku menampung spermaku yang keluar dengan
tanganku. Aku juga menahan suara dan nafasku agar tidak ketahuan.Mereka masih
terus bersetubuh. Sebenarnya aku masih ingin terus di sana, tapi aku tidak ingin
ketahuan. Aku rasa sudah cukup dan memutuskan untuk menyudahi aksi menguping
ini. Dengan pelan-pelan aku beranjak dari sana dan keluar dari rumah.**Hatiku
kacau, perasaanku masih campur aduk karena apa yang baru saja terjadi. Akupun
memutuskan untuk berputar-putar dulu hingga jam seharusnya aku pulang sekolah.
Itupun setelahnya aku juga ragu untuk segera pulang. Aku juga takut kalau
ternyata tadi aku ketahuan. Namun akhirnya aku tetap kembali ke rumah.Saat aku
kembali mama menyambutku seperti biasa. Aku rasa mama memang tidak mengetahui
keberadaanku tadi di depan pintu kamarnya. Namun sekarang aku bingung harus
bersikap bagaimana kepadanya. Semua yang barusan terjadi betul-betul merubah
pandanganku terhadap ibu kandungku ini.“Kamu kenapa sayang? Sakit?” tanya mama
melihat aku hanya diam saja ketika disapa.“Eh, nggak kok ma…”“Oohh.. ya sudah,
makan dulu gih, lemas banget kelihatannya, kayak habis lihat hantu aja,
hihihi”“Hehehe, iya Ma” jawabku malas. Oh, apa yang harus aku lakukan? Apa aku
harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku sudah mengetahui perbuatannya? Atau
terus tetap diam berpura-pura tidak tahu. Aku bingung. Sunguh bingung. Tapi
ternyata dalam hatiku, aku ingin melihatnya lagi. Aku ingin melihat mamaku
disetubuhi lagi.***Sejak kejadian itu aku jadi semakin sering memperhatikan
mama, bukan hanya karena wajahnya yang memang cantik dan sedap dipandang, tapi
aku selalu membanding-bandingkan sifat mama yang terasa sangat berbeda ketika
kesehariannya bersama kami yang bagaikan ibu dan istri yang baik, dengan
sifatnya waktu itu yang nakal bak pelacur.Aku penasaran. Bahkan dua hari yang
lalu aku sempat mencoba mengintipnya lagi, aku bolos sekolah hanya demi
mengharapkan bisa melihat ibuku dizinahi orang sekali lagi. Tapi ternyata tidak
ada tanda-tanda orang di rumah selain mama ketika itu. Tapi aku yang masih
sangat penasaran ingin mencobanya lagi hari ini. Aku akan bolos lagi dan pulang
lebih cepat ke rumah.Seperti biasa, mamapun mencium pipi anak-anaknya
bergantian, lalu mencium pipi dan tangan papa sebelum kami berangkat. Senyum
manisnya, sifat keibuannya, sungguh terlihat bagaikan mama dan istri yang baik.
Tapi apa mereka tidak tahu bagaimana perangai mama yang sebenarnya!?“Hati-hati
di jalan yah…” ujar mama sambil melambaikan tangannya pada kami. Aahh.. dadaku
berdebar kencang lagi dibuatnya. Mama…Sesuai rencana, akupun tidak benar-benar
pergi ke sekolah. Aku bolos. Dengan jam yang sama seperti waktu itu akupun
kembali ke rumah dengan harapan semoga pak Jupri mengunjungi mama lagi. Tapi
sisi diriku yang lain masih berharap semoga mama hanya sendirian di rumah, dan
semoga yang ku lihat waktu itu hanya mimpi buruk.Aku tidak tahu harus senang
atau sedih saat ini, karena aku melihat ada sendal pak Jupri di depan rumah!
Pria itu ada di dalam! Tapi aku tidak seberuntung waktu itu karena ternyata
kali ini pintu depan terkunci. Sial! Tapi aku belum menyerah, akupun pergi
menuju samping rumah dengan harapan jendela besar yang ada di sana tidak
tertutup. Aku lega ternyata demikian. Aku menemukan jalan masukku.Dengan
diam-diam akupun masuk ke dalam rumah. Sepertinya mereka ada di dalam kamar.
Dan lagi-lagi pintu kamar mama tidak tertutup dengan rapat sehingga memberi
ruang bagiku untuk dapat mengintip ke dalam. Namun baru saja aku hendak
mengintip, pintu tiba-tiba terbuka! Sepasang tangan hitam langsung menangkap
tanganku. Aku ketahuan!“Woi! Bener kan kata gue kalau ada orang!” Ujar pak
Jupri sambil tangannya menjepit leherku dengan kasar.“Maaa!” teriakku ketakukan
memanggil mama.“Mas, itu Andi mas! Andi!” teriak mama. Setelah pak Jupri
memperhatikan sejenak kalau aku benar-benar Andi, barulah dia melepaskan
tangannya dariku. Sekarang dia yang tampak sedikit panik karena perbuatannya
ketahuan olehku. Mamapun juga terlihat panik. Mungkin tidak menyangka aksinya
kali ini akan ketahuan, apalagi oleh anaknya sendiri.Sebuah situasi yang sangat
tidak nyaman. Sejenak kami sama-sama diam karena tidak tahu apa yang harus
diperbuat.“Ka..kamu kok cepat pulang sayang?” tanya mama tergagap mencoba
memecah keheningan. Aku tidak menjawab. Aku lebih terpaku melihat kondisi mama
yang sedang tanpa busana.“Kamu sudah tahu sebelumnya? Sudah pernah lihat?”
tanya mama lagi. Kali ini aku mengangguk pelan. Ku lihat mama menghembuskan
nafas, mungkin merasa pasrah karena ternyata aksinya ketahuan olehku.“Sudah
berapa kali lihat sayang?”“Baru dua kali dengan ini ma…” jawabku.“Oohh…”Suasana
kembali hening. Sesaat kemudian mama bangkit dari pinggir tempat tidur lalu
datang menghampiriku. Mama yang tadi terlihat panik kini mulai terlihat
tenang.“Sayang.. kamu marah?” tanya mama lagi dengan suara lembut.“Iya ma…
tentu saja!”Meskipun aku masih ada rasa sakit hati dan kecewa, tapi tidak ku
pungkiri kalau tubuh mama sangat indah. Baru kali ini aku melihat mamaku
bertelanjang bulat dari dekat. Rambutnya hitam panjang sebahu, kulitnya yang
putih mulus. Terlebih sekarang mama sedang hamil 5 bulan, sungguh seksi
sekali.“Maafkan mama yah sayang.. Iya, mama tahu, mama memang salah, tapi… itu
salah papamu juga karena selalu jarang ngasih mama jatah, kamu ngerti kan
maksud mama? Kamu bisa paham kan?” ujar mama membela diri. Aku mencoba untuk
menahan emosiku, sekaligus mencoba memaklumi alasan mama berbuat seperti ini.
Tapi memang tidak semudah itu aku bisa menerimanya. Kalau dia orang lain aku
mungkin tidak begitu peduli. Tapi dia adalah mamaku, ibu kandungku. Terlebih
sepertinya mama sudah sering melakukan ini.“ Tolong jangan kasih tahu papa yah
sayang…” ujar mama lagi sambil membelai pipiku. Emosiku menjadi luluh, bahkan
kini aku malah semakin bernafsu melihat keadaan mama. Keringatnya yang
membasahi tubuhnya terlihat jelas olehku. Wajahnya bersemu merah dengan hiasan
senyum manis. Mama benar-benar terlihat cantik dan menggairahkan.“I..iya
ma”“Janji yah sayang… nanti kamu mama kasih uang jajan deh…”“Iya ma, janji” jawabku
nurut-nurut saja. Ku pikir memang lebih baik tidak ku beritahu. Aku tidak ingin
keluarga kami malah jadi hancur, kasihan adik-adikku.“Eh, Lisa, kok anak lo
cuma dikasih uang jajan aja sih?” pak Jupri tiba-tiba ikut-ikutan. Dia
tampaknya tidak terlihat takut lagi karena ketahuan olehku. Malah seperti
menganggap aku bukan siapa-siapa.“Hmm? Emang adek kasih apa lagi mas?” tanya
mama.“Kasih nonton liat gue entotin lu kek, huahahaha… ayo, lo mau lihat kan?”
tawar pak Jupri yang membuat aku terkejut, Mamapun juga tampak terkejut. Tentu
saja aku tidak menyangka dia akan berkata seperti itu. Menawarkan aku untuk
melihat ibu kandungku disetubuhi olehnya? Sungguh bejat! Tapi aku memang
penasaran juga ingin melihatnya. Kecantikan mamaku memang menimbulkan daya tarik
tersendiri.“Ish… mas ini ada-ada aja, masa adek disetubuhi di depan anak
sendiri sih?” kata mamaku bertingkah manja mencubit paha Pak Jupri.“Memang kamu
mau lihat sayang?” tanya mama kemudian padaku sambil tersenyum manis.“Eh,
a..anu…” Aku sungguh bimbang. Satu sisi tentunya aku masih tidak rela mamaku
dizinahi orang lain, apalagi sampai menontonnya langsung. Namun di sisi lain
aku sangat bernafsu ingin menonton orang bersetubuh secara langsung, terlebih
wanita itu adalah ibu kandungku sendiri yang sangat cantik.Melihat aku lama
diam, mamapun berbicara.“Tuh.. dia gak mau mas. Masa melihat mamanya sendiri
disetubuhi sih? Sama orang lain yang bukan papanya macam mas lagi, hihihi” tawa
mamaku cekikikan yang disambut gelak tawa keras si brengsek Jupri. Perasaanku
sungguh campur aduk melihatnya!“Nggak ma, aku mau lihat kok!” ujarku cepat
kemudian. Sial! Apa yang barusan aku katakan. Aku terang-terangan berkata ingin
melihat ibuku sendiri disetubuhi orang lain?? Aku sudah gila! Tidak memberi
tahu ayahku saja itu sudah keterlaluan, ini aku malah ingin menonton perzinahan
ibuku dengan orang lain. Ahhh… kenapa denganku! Dia itu mama! Ibu
kandungku!“Hmm? Kamu mau lihat sayang?”“Iya ma… boleh?” tanyaku malu-malu.
Sekarang aku malah berdebar-debar mengharapkan kalau mama memang membolehkan
aku menonton perbuatan terlarangnya itu. Sedangkan si Jupri semakin keras
tertawanya seakan memandang rendah mama dan aku.“Huahahaha, tuh kaaaann… gue
yakin lo pasti penasaran ngelihat mama lo dientotin. Mama lo ini emang bikin
siapa aja nafsu, bahkan anak kandungnya sendiri, huahahaha” ujarnya yang
lagi-lagi disambut cubitan mama di pahanya.“Ya sudah, kamu kunci jendela tempat
kamu masuk tadi yah sayang. Untung tadi kamu yang masuk, bukan papa, hihihi”
suruh mama. Segera saja ku turuti, setelah selesai aku langsung kembali lagi ke
kamar mama. Saat ku kembali ku lihat mama sedang asik berciuman. Darahku
kembali berdesir melihat pemandangan ini.“Ma…” panggilku lirih. Mamapun
melepaskan ciumannya.“Eh, udah kamu kunci?” tanya mama sambil masih dipeluk
dari belakang oleh pak Jupri yang jelek itu. Tangannya juga membelai-belai
perut buncit mama.“Udah ma. Hmm… Ma…”“Iya sayang?”“Gak takut ketahuan Papa?”
tanyaku.“Ya kamu jangan kasih tahu dong… hihihi”“Terus itu… mama kan lagi
hamil…”“Aman kok sayang…”“Tapi itu anaknya Papa kan Ma?” tanyaku curiga
juga.“Hmm.. gimana yah.. mama nggak yakin juga sih”“M-maksudnya?”“Iya, cuma
kamu yang mama yakin anaknya papa. Kedua adek kamu mungkin anaknya orang lain,
termasuk yang di perut mama ini, hihihi”“Hah?? Orang lain? Berarti mama udah
sering ML sama pria lain sebelum ini!?” tanyaku. Mama mengangguk
malu-malu.“Iya… maaf yah… Habisnya papa kamu itu sih, awal-awal nikah saja
rajin ngasih jatah ke mama. Setelah kamu lahir, dia jadi semakin sibuk. Ya mama
sebagai wanita kan butuh itu juga sayang”Aku sangat terkejut mendengarnya
kenyataan ini. Aku tidak menyangka mamaku seperti ini. Wanita secantik dan
terlihat berkelas seperti mama ternyata sudah berkali-kali bersetubuh dengan
pria lain selain papa. Aku shock. Tapi melihat senyum manis mama akupun
langsung luluh dan menyerah pada nafsu.“Ahhh.. lama amat sih kalian ngobrolnya,
gue pengen ngentot nih…” ujar pak Jupri tiba-tiba. Dia lalu mendorong tubuh
mama ke kasur, dan langsung menggenjot mama! Aku terbelalak melihat ibu
kandungku diperlakukan sangat kasar, terlebih dia kan lagi hamil.“Nghh… mas,
pelan-pelan… gak enak dilihat Andi” ujar mamaku sambil menatapku. Tatapan yang
sungguh membuat perasaanku tak karuan.“Peduli amat! Biasanya aja lo kesenangan
kalau gue entotin kasar! Masa di depan anak lo musti pelan-pelan! Palingan dia
juga suka mamanya gue entotin kayak gini” ujar pak Jupri kurang ajar sambil
terus memompa tubuh mama dengan cepat. Tubuh mama sampai melenting-lenting
dibuatnya!Pak Jupri menggenjot mama dari belakang dengan posisi tiduran
menyamping. Dengan posisi seperti itu baik mama dan pak Jupri menghadap ke
arahku. Pak Jupri seakan-akan ingin mempertontonkan kepadaku bagaimana biasanya
mamaku disetubuhi olehnya. Mama bahkan ikut-ikutan seperti ingin menunjukkan
tontonan yang menarik kepadaku. Dia tersenyum manis padaku sambil terus
disetubuhi pria itu!“Ngghh… mas… ssshhh” rintih mama manja yang terdengar
sangat menggoda. Mereka kemudian berciuman, lalu mama melihat ke arahku lagi
sambil tersenyum, lalu berciuman lagi, dan menatapku lagi, begitu seterusnya.
Sungguh hatiku terasa diaduk-aduk.“Lo lihat kan kelakuan mama lo?? Kayak lonte
kan? Lo kebayang gak kalau papa lo tahu? Huahahaha” ejek pak Jupri lagi.“Ihh…
mas, jangan kasih tahu dong… iya kan sayang? Papa gak boleh tahu kan?” tanya
mama padaku. Aku hanya mengangguk kaku. Seharusnya aku marah, tapi kenapa…
kenapa aku sangat bernafsu melihat pemandangan ini?? Dadaku bahkan berdebar
sangat keras saking bernafsunya.“Oi, lo kalau mau nonton mending lo lepasin
baju lo.... Biar mama lo tahu kalau lo konak ngelihatnya gue entotin,
huahahaha” suruh pak Jupri dengan nada mengejek kepadaku.“Hihihi, emang kamu
suka yah sayang lihat mama diginiin pak Jupri?” tanya mama, aku lagi-lagi hanya
mengangguk kaku.“Ya sudah… buka aja bajunya biar lebih enak…” suruh mama
kemudian. Dengan ragu-ragu akupun membuka pakaianku hingga telanjang di depan
mereka. Ku lihat mama tersenyum melihat penisku yang sedang ngaceng bukan main
karena menonton aksi zinahnya. Aku yang malu segera menutupi penisku dari
pandangannya dengan tanganku.“Woi, ngapain lo tutup-tutup segala, kasih liat
aja.. Eh, suruh tuh anak lo itu ngocok!” pinta pak Jupri padaku dan mama.
Perangai pak Jupri semakin menjadi-jadi. Dia seenaknya saja berkata!“Udah sayang..
buka aja, gak usah malu… ngocok aja kalau kamu emang mau” ujar mama menuruti
perintah si Jupri. Aku yang mendengar mama berkata seperti itu akhirnya
benar-benar mengocok penisku. Sungguh gila. Aku terang-terangan mengocok
penisku di depan mereka! Mengocok sambil melihat ibu kandungku disetubuhi orang
lain! Mama yang melihat aku asik mengocok tersenyum saja melihatku. Wajahnya
yang cantik serta senyumnya yang manis membuat aku semakin belingsatan.“Ikut
naik ke ranjang! Lo lihat mama lo gue entotin dari dekat!” suruh pak Jupri
lagi. Aku turuti perkataanya. Akupun naik ke atas ranjang . Ranjang yang biasa
menjadi tempat tidur mama dan papa sekarang sedang menjadi tempat perzinahan
mamaku dan tetangga kami ini, plus aku anaknya mama yang hanya bisa menonton sambil
mengocok. Ahhhh, entah apa jadinya bila seandainya papa mengetahui hal ini.Pak
Jupri sungguh bejat! Setelah aku ikut naik ke ranjang dia malah semakin kencang
menghentak-hentakkan penisnya bertubi-tubi ke vagina mamaku. Tubuh mama sampai
terdorong-dorong kuat. Buah dada dan perut mama tampak bergoyang kencang.
Sialnya melihat pemandangan ini aku malah semakin nafsu dan mempercepat
kocokanku.Aku tidak tahan untuk tidak meraba tubuh mama yang putih bening ini.
Ku beranikan saja mengelus tubuhnya. Selagi mama dientotin dengan kasar oleh
pak Jupri, satu tanganku membelai-belai tubuhnya, mulai dari wajah cantiknya,
lehernya, buah dadanya, hingga perutnya. Sedangkan tanganku yang lain tetap
sibuk mengocok.“Kamu suka sayang?” tanya mama sambil berusaha tersenyum padaku.
Ku lihat wajahnya semakin memerah dengan bulir keringat membasahi.“Suka ma…
mama cantik banget, kulit mama halus” jawabku yang dibalas senyum
manisnya.“Pegang aja sesukamu yah…”“Iya ma…” Jadilah aku terus membelai-belai
mama selagi dia dientotin. Beberapa bagian tubuhnya yang berkeringat terasa
sangat basah di tanganku. Ku coba mencium aroma keringatnya yang menempel pada
tanganku, bahkan saking aku bernafsunya aku juga sampai menjilati keringatnya.
Aku betul-betul sudah terbawa nafsu.Ku lihat genjotan pak Jupri pada tubuh mama
semakin cepat, sepertinya tidak lama lagi dia akan klimaks. Pak Jupri akan
menumpahkan spermanya ke rahim mamaku! Membayangkannya sungguh membuat aku
semakin tidak kuat.“Ughhh… nih terima peju gue, lihat nih, adek lo gue siram
pake pejuuuu!” Racau si Jupri.“Ngghhh… sayaaaannnggg… lihat mamaaaa” erang
mamaku ikut-ikutan. Gila! Aku tidak kuat untuk tidak muncrat juga!Tubuh pak
Jupri lalu mengejang kaku, dia sedang menyemprotkan pejunya di dalam sana.
Memindahkan isi kantong zakarnya ke tempat cabang bayi mamaku
berada!“Crooottttt croooottttttt” Berbarengan dengan itu aku juga memuntahkan
pejuku, sebagian besar mengenai perut mama. Aghh… aku baru saja mengotori badan
ibu kandungku sendiri dengan spermaku. Mama yang melihat aku baru saja klimaks,
bahkan mengenai tubuhnya, lagi-lagi tersenyum padaku. Mamaku sungguh
cantik.Setelah selesai, Pak Jupri pun rebah ke pelukan mama. Mereka berpelukan
sebentar untuk mengatur nafas, setelah itu pak Jupri keluar untuk merokok di
luar. Sekarang hanya tinggal aku dan mama yang berada di atas ranjang.
Sama-sama sedang telanjang bulat.“Enak sayang?”“E..enak ma…” jawabku sambil
memilin-milin putting susu mama. Ternyata mama sudah bisa mengeluarkan
susu.“Kamu suka lihat mama dientotin pak Jupri?”“Tadinya sih aku kesal ma, tapi
kok aku suka yah ngelihatnya…”“Suka lihat mama dikasari juga?” tanya mama
senyum-senyum.“Eh, i..itu.. iya juga ma…”“Hihihi, makanya jangan kasih tahu
papa yah… ntar kamu bisa terus lihat deh mamamu ini dientotin orang” ucap mama
genit.“I..iya ma…”“Makasih sayang… sini peluk mama” ujar mama sambil
membentangkan tangannya. Langsung saja ku rebahkan badanku di sebelahnya dan
memeluk tubuhnya. Perut mama yang buncit terasa menekan-nekan penisku yang
masih tegang. Aku tidak peduli kalau di sana masih ada ceceran
spermaku.“Ma…”“Ya sayang?”“Aku boleh nyusu?” entah kenapa tiba-tiba aku meminta
hal seperti itu. Terlintas begitu saja.“Hihihi, kamu pengen jadi adek bayi lagi
yah?”“I..iya Ma” jawabku malu.“Hmm… Boleh kok… kamu kan anaknya mama sendiri”
jawab mama membolehkan. Aku senang sekali mendengarnya. Akupun segera
mendekatkan mulutku ke buah dadanya dan langsung mengulum putingnya. Kusedot
dan kujilati air susunya yang mulai mengalir masuk ke mulutku.“Enak sayang?”
tanyanya, aku mengangguk. Rasanya sungguh luar biasa. Sensasi menyusu pada
wanita secantik mama, yang mana kami berdua sedang bertelanjang bulat. Apalagi
penisku yang bersentuhan dengan sela-sela pahanya makin menambah nikmat bagiku.
Penisku yang barusan tadi menumpahkan pelurunya kini jadi ngaceng kembali.
Melihat itu mama tersenyum dan berbisik padaku.“Mau mama kocokin gak sayang?”
tanya mama lagi, tentu saja aku mau. Aku mengangguk. Mamapun mengocok penisku
sambil aku menyusu padanya! Sementara itu, satu tanganku sibuk membelai perut
buncitnya serta meremas buah dadanya yang satunya. Sungguh rasanya luar biasa
tak terlukiskan!Cukup lama kami melakukannya, rasanya aku tidak ingin
berhenti.“Wah wah wah.. lagi asik nih…” ujar pak Jupri tiba-tiba. Dia sudah
kembali masuk ke dalam kamar.“Ibu dan anak kok kayak gini sih? Dasar ibu anak
bejat! Huahaha” ledek pak Jupri kemudian. Ku lihat Mama hanya tertawa kecil
saja merespon ucapan pak Jupri, sedangkan aku tidak mau peduli, aku hampir
muncrat lagi karena kocokan mama.“Ma…” erangku.“Hmm? Mau keluar sayang?”“I..iya
ma…” jawabku lalu kembali mengenyot susunya.“Keluarin aja sayang… jangan di
tahan”Kocokan mama semakin cepat, akupun juga semakin bernafsu mengenyot susu
mama. Hingga akhirnya aku tidak tahan lagi untuk mengeluarkan spermaku.“Crooooottt
crrroooooottttt”Spermaku muncrat dengan banyaknya, berhamburan membasahi tangan
mama, perutku, perut buncit mama, serta sprei tempat tidur.“Makasih ma…”“Iya,
enak kan sayang? Kalau kamu mau lagi ngelurkan peju nanti panggil mama aja
yah.. asal jangan kamu jangan kasih tahu papa ya”“I..iya ma”Selesai aku
muncrat, pak Jupri tiba-tiba menarik tangan mama dengan kasar ke arahnya.“Awh!”
Mama sampai menjerit kecil dibuatnya. Sungguh kurang ajar! Dia ternyata belum
puas untuk menyetubuhi mama! Mamapun disetubuhi sekali lagi olehnya. Kali ini
dengan gaya anjing. Walaupun aku marah dengan sikap kasarnya pada mama, tapi
perlakuannya pada mama memang membuat aku sebagai anaknya jadi ikut bernafsu.
Mama terlihat sangat seksi dientotin dengan gaya itu. Ya, aku masih di ranjang
yang sama dengan mereka untuk terus menonton dari dekat aksi perzinahan ibu
kandungku ini.Hingga akhirnya aku kembali melihat bagaimana pak Jupri dengan
nikmatnya mengejang memuntahkan spermanya ke rahim mama. Setelah itu barulah
pak Jupri pergi setelah puas dua kali menzinahi mamaku.“Udah nontonnya sayang?
Mama mau beres-beres dulu nih… nanti ketahuan sama papa”“Eh, bentar mah… aku
masih pengen meluk mama” jawabku. Mama yang masih terlentang telanjang memang
menggodaku untuk kembali memeluknya. Akupun kembali rebahan dan memeluk tubuh
mama.“Ya sudah… sebentar saja yah… jangan lama-lama”“Iya Ma…” ahhh, memang
nyaman sekali berada di sebelah mama.Memang tidak lama aku memeluk mama, karena
setelah itu mama permisi ingin mandi dan beres-beres. Tapi aku tahu ini barulah
permulaan. Aku yakin masih ada kegilaan-kegilaan lain yang akan ku alami. Dan
mungkin hanya tinggal waktu saja sampai aku bisa menyetubuhi mama.Beberapa hari
berlalu setelah kejadian itu. Aku sering berpapasan dengan pak Jupri di luar
rumah, dia hanya tertawa cengengesan saja ke arahku. Melihat wajahnya itu
sungguh membuat aku muak! Aku yakin dia masih terus menyetubuhi mama ketika
kami anak-anaknya sibuk sekolah dan papa sibuk berkerja.Setelah kejadian hari
itu aku juga sering beronani, parahnya aku malah onani sambil menghayal mamaku
sedang disetubuhi oleh pria brengsek itu. Sebenarnya aku ingin minta dionanikan
oleh mama, tapi aku takut memintanya, lagian tidak ada kesempatan karena ada
orang di rumah. Hari ini sepulang sekolah, akupun memberanikan diri untuk
memintanya, mumpung hanya ada aku dan mama di rumah.Segera aku menuju ke kamar
mama. Tampak mama baru saja selesai mandi. Dia hanya mengenakan handuk putih.
Perut mama yang buncit karena hamil tampak menekan handuk itu. Pemandangan yang
terlihat seksi dan menggairahkan bagiku.“Ma…”panggilku dari depan pintu.“Ya
sayang?”“Aku mau keluarin sperma lagi, boleh?”“Hihihi… kamu ini. Kan udah mama
bilang waktu itu kalau mau keluarin peju bilang aja ke mama”“Berarti boleh
ma?”“Boleh… sini-sini” jawab mama tersenyum manis. Dadaku berdebar saking
senangnya. Akupun segera masuk ke dalam kamar mama. Segera ku turunkan celanaku
sehingga penisku yang sudah tegang sedari tadi kini terjuntai di
hadapannya.“Buka aja bajumu sayang… telanjang aja, cuma ada kamu dan mama kok
sekarang di rumah” suruh mama. Akupun menuruti perkataannya. Ku buka juga
bajuku sehingga kini aku telanjang bulat di dalam kamar mama. Tanpa menunggu
lagi segera ku kocok penisku. Mama sampai tertawa kecil melihat aku yang sepertinya
sangat bernafsu pada dirinya.“Hihihi, buru-buru amat sih? Santai aja, Papa dan
adik-adikmu masih 1 jam lagi kok pulangnya” ujar mama mendekat lalu
mengacak-ngacak rambutku. Aku dapat mencium harum tubuh mama dari jarak ini.
Wangi sabun dari tubuhnya membuat aku semakin horni.“Ma… buka handuknya dong…”
pintaku dengan nafas berat karena sudah terlalu bernafsu.“Iya… Dasar ih kamu…”
Sambil terus senyum-senyum memandangku mamapun mulai melepaskan ikatan
handuknya. Dia kini telanjang bulat di depanku. Aku jadi semakin bernafsu
melihat pemandangan ini. Tubuh telanjang ibu kandungku dengan kulit putih
mulusnya terpampang di hadapanku. Perut buncitnya yang sedang hamil kini tidak
tertutupi lagi. Sungguh seksi. Kocokankupun semakin cepat dibuatnya.“Pengen kayak
yang waktu itu lagi nggak kamunya?” tanya mama senyum-senyum kecil. Dia lalu
berbaring di tempat tidur kemudian merentangkan tangannya. Aku girang bukan
main. Segera aku langsung terjun berbaring ke sebelahnya. Aku senang sekali
bisa berduaan lagi peluk-pelukan di atas ranjang mamaku ini.Akhirnya kejadian
seperti waktu itu terulang lagi. Aku menyusu pada mama sambil mama mengocok
penisku. Ini sungguh posisi yang paling aku suka. Senyum manis mama yang selalu
berusaha memandangku selama aku menyusu dan dikocok juga makin membuat aku
terbuai. Aaaahh… Seandainya aku bisa memiliki mama seorang diri, seandainya
tidak ada si Jupri brengsek itu.“Ma… tadi mama gituan lagi yah sama pak Jupri?”
tanyaku setelah melepaskan kulumanku pada puting mama.“Iya… kenapa sayang?”“Mama
kok mau-maunya sih sama pak Jupri?”“Dia cuma beruntung aja kok…”“Gimana awalnya
sih ma?” tanyaku lagi penasaran.“Hmm… gimana ya... Ya dia cuma beruntung aja
waktu itu datang ke rumah. Terus lihat mama lagi main-main sama terong, mama
lagi pengen banget waktu itu sayang karena udah lama gak dapat jatah dari papa.
Jadi dia mulai deh, awalnya mama gak mau, orangnya kan jelek kayak itu, beda
dengan papa dan pacar-pacar mama yang dulu. Tapi dia terus maksa mama, karena
mama juga udah horni ya kejadian deh” jelas mama sambil tetap terus mengocok
penisku.“Emang kapan tuh ma? Kok orang rumah gak ada yang tahu?”“Yeee… kalau
ketahuan bisa gawat dong, hihihi.. Hampir 2 tahun yang lalu, sejak kita baru
pindah ke sini, berarti waktu kamu kelas 3 SMP. Sampai sekarang gak bosan-bosan
tuh orang” jawab mama. Tentu saja, dengan tubuh seindah dan wajah secantik mama
siapa juga yang bakalan bosan. Apalagi mama mau-maunya disetubuhi dengan kasar
seperti yang aku lihat waktu itu. Walaupun aku kesal sama pak Jupri, tapi entah
kenapa aku ingin melihatnya lagi menyetubuhi mama.“Ma… boleh nggak besok aku
gak sekolah?”“Hah? Ngapain? Emang kenapa kamu gak sekolah?” tanya mama heran
sampai kocokannya pada penisku terhenti.“A..aku mau lihat mama gituan
lagi”“Duh… kamu ini, kamu suka yah sayang lihat mama disetubuhi orang
lain?”“I..iya ma”“Hihihi, dasar, ternyata anak mama ini nakal juga, punya
fantasi jorok ke mamanya. Tapi masa sampai bolos sekolah pula sih? Jangan ah…”
jawab mama sambil kembali melanjutkan kocokannnya.“Yah.. ma, sekali-kali mah…
boleh yah…”“Hmmph… kamu ini, ya sudah deh boleh, dasar kamu ini anak nakal”
ucap mama genit sambil mengecup keningku.“Hehe, makasih mah…”“Ya sudah, buruan
dong keluarin spermanya, ntar papa keburu pulang lho, bisa kacau nanti kalau
papa ngelihat kamu mesum ke mama kayak gini, hihihi”“Eh, i..iya mah” Akupun
kembali mengenyot buah dada mama untuk menghisap susunya. Meskipun mama tadi
bilang buruan, tapi aku tetap melakukannya dengan santai, aku ingin
menikmatinya. Satu tanganku kembali meraba-raba tubuh mama, baik buah dadanya
maupun perut buncitnya. Mamapun tampaknya mengerti, dia pasrah saja membiarkan
aku yang masih sangat ingin berlama-lama dengannya seperti ini. Sambil aku
terus mengenyot buah dadanya, mama juga terus mengocok penisku dengan telaten,
sesekali dia meremas buah zakarku dengan lembut. Aroma tubuh serta senyum
manisnya sungguh membuat aku nyaman.Hingga akhirnya beberapa saat kemudian
akupun tidak tahan untuk memuntahkan spermaku. Mama yang menyadarinyapun
mempercepat kocokan tangannya.“Maaaa”Crooott…Spermaku muncrat berhamburan
dengan nikmatnya. Tangan mama terus mengocok pelan penisku sampai pejuku keluar
seluruhnya, sementara aku mengerang kenikmatan sambil terus menyedot susu mama.
Sungguh orgasme yang luar biasa!“Udah? Puas?”“Belum sih ma, hehe” Ya, aku
memang tidak pernah puas.“Dasar, udah sana.. bentar lagi Papa dan adik-adikmu
pulang. Disambung besok pagi aja, kan katanya besok gak sekolah,
hihihi.”“I..iya mah”Akupun bangkit dan segera berpakaian, begitu pula mama. Tidak
lama kemudian Papapun pulang. Mama kembali berperilaku seperti istri yang setia
dan ibu yang baik. Mereka tidak tahu, kalau di belakang mereka mama diam-diam
sudah sering berzinah. Papa tidak tahu, kalau anak yang sedang di kandung mama
mungkin bukanlah anaknya.**Besoknya, seperti yang direncakan, akupun tidak
pergi sekolah. Aku berpura-pura sakit perut. Tentunya hanya mama yang tahu
kalau aku sedang berpura-pura supaya aku bisa menonton aksi zinahnya nanti.
Setelah papa dan adik-adikku berangkat, barulah aku kembali bertingkah
normal.“Udah sembuh yah sayang?” goda mama saat aku turun dari kamarku.“Udah
ma..”“Huu… pengen lihat mama dizinahi orang jadi sembuh yah? hihihi”“Eh, itu…
Hehehe”Ah… entah kenapa aku jadi berdebar-debar menunggu pak Jupri datang ke rumah
untuk berkawin dengan mamaku. Belum apa-apa penisku sudah ngaceng.Aku kemudian
melihat mama senyum-senyum padaku, dia menurunkan tali dasternya, dengan
sedikit sentuhan, dasternya itu kemudian jatuh terlepas dari tubuhnya. Mama
telanjang bulat!“Mama telanjang??”“Iya… kenapa? Selama ini kalau kalian udah
pergi dan mama sendirian di rumah, mama juga selalu begini” jawabnya dengan
senyum genit.“Ooh…” aku tidak menyangka, ternyata mama sangat nakal di belakang
kami!Mama kemudian beres-beres rumah dengan bertelanjang bulat. Sebuah
pemandangan yang membuat aku berdegub kencang. Mama terlihat sangat seksi.
Dengan kondisi perut buncit karena hamil dia tetap lihai membersihkan rumah.
Sesekali mama melempar senyum padaku seakan-akan dia tahu kalau aku sedang terpesona
melihatnya.Setelah selesai membersihkan rumah, pak Jupripun datang. Waktunya
sunguh pas. Mereka sepertinya sudah terbiasa dengan rutinitas dosa ini.“Woi, lo
gak sekolah? Sengaja pengen lihat mama lo gue entotin lag?” ledek pak Jupri
padaku.“Andi tadi katanya sakit perut mas” jawab mama sambil mengedipkan mata
padaku. “Tapi gak apa kan mas kalau Andi ikut nonton lagi?” kata mama
kemudian.“Ya gak apa, gue malah senang bisa ngentotin lo di depan anak-anak lo,
huahahaha” jawab pak Jupri seenaknya.Pak Jupri lalu ngobrol-ngobrol sedikit
dengan mama sambil menyeruput kopinya, beberapa perkataannya malah merendahkan
aku dan papa. Setelah itu pak Jupri lalu menarik tangan mama dengan kasar ke
dalam kamar. Sungguh bejat! Tidak tahu diuntung! Walupun begitu, aku lagi-lagi
dibuat konak meskipun sakit hati dengan perlakukan kasarnya pada ibu kandungku
ini. Pak Jupri yang tahu reaksiku malah cengengesan remeh kepadaku. Mama malah
menjerit manja.“Sayang….” Sambil diseret pak Jupri mama memanggilku, seakan
mengajak aku untuk ikut masuk ke dalam kamar.Akupun menyusul mereka ke dalam
kamar. Mereka sudah di atas ranjang, saling bergumul, berciuman dan bertukar
air liur! Aku geli sekaligus horni melihat mama mau-maunya menampung liur pak
Jupri yang sengaja meludah ke mulutnya. Mama malah sengaja melirik kepadaku
saat menampung liur itu, seakan sengaja membuatku semakin cemburu serta
bernafsu kepadanya. Setelah menelannya dia malah tersenyum dan tertawa ke
arahku. Perasaanku sungguh campur aduk! Mereka terus melakukan hal itu
berkali-kali.Puas berciuman, pak Jupri yang tidak tahan segera menyetubuhi mama
dengan gaya anjing. Seperti kemarin, aku disuruh ikut naik ke atas ranjang
untuk melihat bagaimana dia menggenjot mamaku dari dekat. Sambil menonton
mamaku disetubuhi, aku terus mengocok batang penisku dengan tanganku sendiri,
sesekali juga sambil meraba-raba tubuh mama. Tapi apa yang diucapkan pak Jupri
berikutnya membuat aku terkejut sekaligus girang.“Eh, lo sepong dong kontol
anak lo…” suruh pak Jupri pada mama. Mama terlihat terkejut mendengarnya,
akupun demikian, tapi aku juga antusias menginginkannya. Aku ingin merasakan
penisku dijilati oleh mama.“Sepong punyanya Andi pak?”“Iya, sepong kontol anak
kandung lo, kasihan tuh cuma bisa ngocok aja lihat mamanya gue entotin, huahaha”Mama
terlihat ragu. Mungkin dia tidak pernah terpikir untuk melakukan hal yang cukup
jauh seperti itu pada anaknya sendiri. Namun kemudian aku malah melihat wajah
mama menunjukkan rasa penasaran. Ada birahi yang terpancar dari matanya.“Hmm…
Sayang, penis kamu… mau mama jilatin?”tanya mama padaku.“M..mau mah…” tentu
saja aku mau.“Hihihi, dasar, sekarang kamu kayaknya benar-benar nafsu sama mama
sendiri yah…” tawa mama renyah.“Huahaha, kan udah gue bilang siapapun pasti
nafsu sama lo, termasuk anak lo sendiri” ledek pak Jupri yang dibalas mama
dengan senyuman.“Ya sudah, sini sayang mendekat” suruh mama sambil membuka
mulutnya. Aku dengan dada berdebar menggeser maju tubuhku dan mulai mengarahkan
penisku ke mulut mama, dan ‘Hap’ penisku masuk ke mulut mama. Ibu kandungku
baru saja memasukkan penis anaknya sendiri ke dalam mulutnya. Badanku gemetar,
rasanya sungguh luar biasa!“Huahahaha, gimana? Enak kan mulut mama lo?” Pak
Jupri terbahak sambil lanjut menggenjot vagina mama. Aku tidak ingin
menjawabnya, aku hanya terus memandangi wajah mama. Dia terus menatapku bahkan
berusaha tersenyum padaku meskipun mulutnya sedang tersumpal penis. Sungguh
membuat aku jadi semakin bernafsu hingga akupun memaju-mundurkan pinggulku
seakan menyetubuhi mulut mama.Sebuah pemandangan yang sangat ganjil dan gila,
apalagi kalau terlihat oleh papa. Entah apa jadinya bila dia melihat istri yang
dia cintai, yang dia pikir adalah istri yang setia dan penurut, sedang digenjot
depan belakang oleh bapak tetangga dan anaknya sendiri.Setelah beberapa lama,
akupun tidak kuat untuk menahan laju spermaku. Sepertinya pak Jupri juga
demikian. Sesaat kemudian kamipun sama-sama menyemprotkan sperma kami ke tubuh
mama. Pak Jupri muncrat di vagina mama sedangkan aku di mulut mama. Mama
melenguh, mungkin dia ingin agar aku tidak muncrat di mulutnya, tapi tidak
sempat dia katakan, sehingga akhirnya spermaku muncrat memenuhi rongga
mulutnya. Namun ternyata mama akhirnya malah menelan semua spermaku sambil
penisku masih bersarang di mulutnya.“Gila lo! Mulut emak sendiri dipejuin..
hahaha” tawa pak Jupri membahana. Mama hanya tersenyum memandangku sambil
menyeka tepi mulutnya. Aku merasa berdosa telah berbuat seperti ini pada mama,
tapi memang rasanya sungguh nikmat. Aku justru ketagihan.Setelah beristirahat
lebih dari setengah jam, kami mengulanginya kembali. Sama seperti tadi, pak
Jupri menggenjot vagina mama dari belakang, sedangkan aku menggenjot mulut
mama. Sambil pak Jupri menyetubuhi mama, dia terus saja berkata-kata yang tidak
pantas pada aku dan mama. Dan sekali lagi, kami muncrat dengan cara yang sama
seperti tadi. Aku mengotori mulut mama dengan spermaku lagi. Merasa puas,
setelah ronde itu akhirnya pak Jupri pulang ke rumahnya.***Hari-hariku bersama
mama kini sudah berubah. Hampir tiap hari aku selalu meminta dionanikan serta
minta oral kepadanya. Tentunya kami melakukannya ketika Papa dan adik-adikku
tidak ada di rumah, walaupun pernah juga kami melakukannya diam-diam meskipun
mereka ada di rumah. Sebenarnya aku pernah meminta pada mama apa aku juga boleh
menyetubuhinya, tapi ternyata mama dengan keras menolak. Aku harap hanya
masalah waktu saja, karena semakin hari aku semakin bernafsu pada ibu kandungku
ini.Aku juga semakin sering bolos sekolah dengan berbagai alasan, bahkan pernah
pura-pura pergi ke sekolah tapi kemudian balik lagi ke rumah. Semuanya hanya
demi melihat mamaku disetubuhi oleh pak Jupri tetangga kami yang jelek itu.
Sensasi sakit hati namun menggairahkan itu sungguh membuat aku ketagihan.Hingga
suatu hari aku terkejut mendengar cerita kedua adikku kalau mereka pernah
melihat mama mengemut penisku. Aksiku dan mama ketahuan! Aku tentunya mencoba
mengelak, tapi mereka berkata sangat yakin dengan apa yang mereka lihat. Akupun
terpaksa mengancam mereka supaya tidak cerita ke siapa-siapa, terutama pada
Papa. Untung saja mereka mau menurut karena mereka berdua memang takut padaku
dari dulu.Aku lalu memberi tahu mama kalau Andra dan Bobi pernah melihat
perbuatan kami waktu itu.“Duh… tuh kan ketahuan, kamu sih sayang… maksa banget
mintanya waktu itu, padahal ada mereka di rumah, ketahuan tuh kan jadinya…
huuuh” ujar mama manja setelah aku memberitahunya, tampak wajah mama panik.
Mungkin dia takut kalau Andra dan Bobi akan mengadu ke papa.“Tapi aku yakin
mereka gak bakal bilang pada siapa-siapa kok ma… sudah aku suruh diam”“Iya…
tapi kan tetap saja ketahuan. Pantesan mereka tadi diam-diam aja ke mama” Mama
sepertinya masih tidak menyangka kalau perbuatan gilanya ketahuan satu-per
satu. Kemarin ketahuan berzinah dengan pak Jupri olehku, sekarang aksiku dan
mama yang ketahuan oleh Andra dan Bobi.“Hmmhh…. Tapi ya udah deh, udah ketahuan
juga, ya gimana lagi” ujar mama kemudian, dia sudah terlihat lebih
santai.“Ma...”“Hmm? Apa lagi?”“Besok aku gak sekolah lagi boleh gak?”“Kamu mau
bolos lagi? Pengen lihat mama digituin lagi ya?”“Iya Ma… ““Masa bolos terus sih
sayang?” tanya mama heran. Mung
“Iya Ma… boleh ya ma? Ntar aku kasih tahu papa lho”
ancamku, tentu saja aku tidak serius mengancamnya, mama juga tahu itu. Dia tahu
aku tidak akan memberitahu papa. Dia tahu kalau aku sudah sangat menyukai
permainan ini.
“Hihihi… dasar kamu ini, iya deh iya, dasar anak
nakal. Mau jadi apa sih kamu kalau kerjaannya bolos mulu, hihihi” jawab mama
sambil tertawa, aku juga ikut tertawa.
**
......................................
kin dia kesal juga
melihatku jadi malas sekolah hanya demi melihat dia berbuat zinah.
“Sayangg… Ayoo makan, sarapan sudah siapp…” teriak Mama dari lantai bawah.“Iya Ma, sebentar” sahutku sambil mempercepat mengancingkan kemeja sekolahku. Setelah selesai, akupun segera menuju ke bawah.Tampak seluruh anggota keluargaku sudah berkumpul. Papa sibuk membaca koran sambil menyantap roti bakar, dia sudah terlihat rapi dan siap untuk berangkat berkerja, tentunya mengantarkan kami ke sekolah terlebih dahulu. Papa adalah seorang pengusaha sukses. Dia cukup sering tidak berada di rumah karena terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya. Papa sering melakukan perjalanan bisnis, hampir setiap minggu dan itupun kadang sampai berhari-hari tak pulang. Maklum perusahaannya sedang berkembang pesat dan membuka cabang di berbagai kota.Kedua adikku Andra dan Bobi juga sudah di sana. Berurutan mereka kelas 5 SD dan 2 SMP. Aku sendiri sudah kelas 2 SMA. Umur kami memang masing-masing berjarak 3 tahun. Usiaku saat ini 16 tahun.Dan tentu saja yang tidak ketinggalan adalah wanita yang paling cantik di rumah ini, yaitu mamaku. Dia tetap terlihat telaten mengurusi kami meskipun kini sedang hamil. Mamaku bernama Lisa, umurnya 35 tahun. Masih sangat muda memang karena dia menikah waktu umurnya 19 tahun.“Andi, cepat habiskan serapanmu” seru Papa.“Iya Pa, tungguin dong…”“Kamu sih sayang lama amat di kamar mandi, ngapain aja sih?” tanya mama dengan nada menggoda. Dia seperti bisa menebak apa yang aku lakukan di dalam kamar mandi. Namun tentu saja tidak ku jawab yang sebenarnya kalau aku baru saja beronani tadi. Ya, aku tidak pintar-pintar amat di sekolah, tapi untuk urusan bokep aku cukup jago. Maklum untuk jaman sekarang bokep dapat didapatkan dengan mudah, apalagi di rumah terdapat komputer yang langsung terhubung dengan internet. Hampir setiap malam aku biasanya browsing-browsing situs porno yang berakhir dengan masturbasi. Untungnya kamarku dengan kamar adik-adikku terpisah, jadi aku bisa dengan leluasa nonton film bokep sambil masturbasi.“Pa, itu mending internet di kamar Andi dicabut aja biar dia nggak malas belajarnya” ancam mama padaku, tapi aku tahu kalau mama tidak serius, ada senyum tersungging di wajahnya.“Yah, ma… jangan dong, masa dicabut”“Makanya jangan malas, internet itu untuk mendukung kamu belajar, bukan untuk main game dan buka situs yang aneh-aneh” balas Mama. Duh, apa mama tahu apa yang sering ku buka di internet? Apa dia mengecek history browser komputerku? Namun sepertinya mama hanya sekedar menasehati.“Aku nggak buka yang aneh-aneh kok… lagian Andra dan Bobi juga ada internet tuh di kamarnya” jawabku membela diri. Ku lihat mama tersenyum.“Tapi nilai mereka tidak jelek seperti kamu kan?” Mama kembali memojokkanku yang membuat Andra dan Bobi tertawa, mereka berdua menertawakanku. Sialan. Awas saja nanti.“Eh, tapi kan ma…”“Hihihi, iya deh sayang… tapi ingat yah, kamu harus belajar lebih rajin lagi, jangan keluyuran mulu pulang sekolah. Ntar beneran dicabut lho internetnya” ujar mama akhirnya. Huh, aku lega mama tidak benar-benar mendesak agar internet di kamarku di cabut. Mama memang sangat baik dan perhatian.Setelah selesai serapan kamipun berangkat ke sekolah.“Ingat yah belajar yang bener”“Iya ma…”Mama lalu mengantar kami ke depan, dia mencium pipi anak-anaknya bergantian, kemudian mencium pipi dan tangan Papa. Itulah yang aku ketahui tentang mama. Seorang ibu yang sangat baik dan penyayang kepada anak-anaknya. Seorang istri yang setia pada suaminya. Tidak hanya di rumah, mama juga sangat baik dan ramah kepada para tetangga. Meskipun aku tahu kalau dari dulu banyak pria-pria di luar sana yang sering mencuri-curi pandang kepadanya karena kecantikan mama. Tapi ku tahu mama sangat disegani dan dihormati.“Hati-hati di jalan yah…” ucap mama pada kami semua. Kamipun pergi, meninggalkan mama sendirian di rumah…****“Hei Ndi, ngapain cepat pulang? yuk main PS dulu” ajak temanku. Hari ini kami memang cepat pulang karena guru rapat. Tapi aku memang ingin cepat pulang, biar mama tahu kalau aku ini memang bukan anak bandel yang suka kelayapan. Selain itu, aku juga ingin menonton video jav yang baru saja ku download tadi malam.“Ah, malas gue, pengen cepat pulang aja, bye” jawabku.“Ah… Lo… ya sudah kalau gitu”Akupun langsung pulang. Singkat cerita akupun sampai di rumah. Aku menemukan sepasang sendal di teras depan. Aku tidak tahu itu punya siapa. Ada tamu? Aku yang penasaranpun segera masuk ke dalam rumah, ternyata pintu juga tidak terkunci.Saat aku di dalam aku langsung mendengar suara cekikikan mama dari dalam kamarnya. Dengan siapa mama tertawa? Siapa yang ada di dalam kamarnya? Segera aku menuju ke kamar mama, dari celah pintu yang tak tertutup sempurna akupun mengintip apa yang terjadi di dalam.Astaga! Aku terkejut melihat apa yang aku temukan. Mama sedang duduk berduaan di atas tempat tidur dengan pria lain! Aku pikir mama sedang dibawah ancaman orang itu, tapi ku lihat mama juga merangkul mesra pria itu, lagian tadi aku mendengar mama tertawa. Jelas kalau mama memang berselingkuh. Aku begitu kecewa dan sakit hati pada mamaku. Bayanganku tentang mama hancur sehancur-hancurnya. Ternyata dia selingkuh di belakang kami semua.Ingin aku masuk dan melabrak mereka, tapi aku tahan. Aku putuskan untuk melihat dulu apa yang akan terjadi selanjutnya.“Lo emang cantik Lisa” puji pria itu sambil membelai rambut mama. Pria itu kelihatannya lebih tua dari mama. Setelah aku perhatikan ternyata dia adalah pak Jupri! Tetangga kami yang tinggal beberapa rumah dari sini. Orangnya jelek, kulitnya hitam serta berkumis lebat. Seorang pengangguran. Kenapa mama sampai berselingkuh dengan pria seperti itu!? Sejak kapan mama seperti ini!?“Mas kemana aja sih? Adek kan kangen…” ucap mama manja. Aku tidak menyangka mama menyebut dirinya ‘adek’ di depan pak Jupri ini. Dari ucapannya aku tahu kalau ini bukan pertama kalinya. Mereka sudah sering melakukannya! Hatiku semakin teriris.“Kemarin ada urusan di kampung, hehehe” jawab pak Jupri lalu mencium bibir mamaku. Brengsek! Pria tua bejat! Anjing! Tidak hanya itu, dia sepertinya berusaha meloloskan daster yang dipakai mama. Ku lihat mama membiarkan dan tidak berusaha melawan, bahkan bantu berdiri sehingga daster itu turun merosot dari tubuhnya. Mamaku kini bertelanjang bulat!Mereka kembali lanjut duduk berciuman di tepi ranjang. Sambil berciuman mereka juga saling menggerayangi tubuh masing-masing. Cukup lama. Percumbuan yang sangat heboh dan panas. Ku lihat wajah mama mulai memerah dan mengkilap karena keringat. Mama sudah horni berat.Pak Jupri lalu merebahkan tubuh mama. Mereka naik dan rebahan di atas ranjang. Dari posisi ku saat ini aku tidak bisa melihat mereka lagi, tapi aku masih terus mendengar suara cipakan, mereka masih lanjut bercumbu. Ingin sekali aku buka pintu lebar-lebar dan melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan.“Masukin mas… masukin kontol mas ke memek adeeeek” terdengar suara manja mamaku yang cukup mengejutkanku. Aku tidak pernah membayangkan mamaku akan berkata sevulgar itu, namun kali ini aku mendengarnya langsung. Mama meminta dirinya untuk disetubuhi pria yang bukan suaminya! Gila! Sungguh gila! Apa yang harus aku lakukan!? Ibu kandungku akan disetubuhi pria laiiiin… brengsek! Seharusnya aku memang melabrak mereka, tapi kenapa aku masih juga menahannya? Aku… malah semakin ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku ingin melihat mama disetubuhi pria itu.Akhirnya aku hanya terus berdiri di sana. Aku hanya bisa mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Ya, dari yang aku dengar mereka sepertinya sudah mulai bersetubuh. Suara erangan dan rintihan mereka terdengar sahut menyahut, plus suara kecipak peraduan selangkangan mereka yang terdengar cukup keras.“Terus mas…. Entotin adek terus… jangan kasih ampun… Adek miliknya mas” rintih mama manja. Sialnya suara rintihan manja mama malah membuat aku menjadi horni. Kenapa denganku ini? Aku kini malah mengelus penisku dari luar celana, bahkan kemudian membuka reselting celanaku dan mengocok penisku.“Nghh….”“Ssshhh…. Iya mas, teruuuussss”“Arrghhhh sshhhh”“Ugh… anjing… nikmat bener nih memek, gak pernah bosan gue”“Ssshhh… Iya mas, genjot adek terus”Suara racauan mereka terus terdengar. Aku lebih terfokus pada suaranya mama yang membuat aku sangat horni. Hingga akhirnya kocokanku semakin cepat, aku tidak kuat lagi. Akupun muncrat! Supaya tidak berceceran sembarangan aku menampung spermaku yang keluar dengan tanganku. Aku juga menahan suara dan nafasku agar tidak ketahuan.Mereka masih terus bersetubuh. Sebenarnya aku masih ingin terus di sana, tapi aku tidak ingin ketahuan. Aku rasa sudah cukup dan memutuskan untuk menyudahi aksi menguping ini. Dengan pelan-pelan aku beranjak dari sana dan keluar dari rumah.**Hatiku kacau, perasaanku masih campur aduk karena apa yang baru saja terjadi. Akupun memutuskan untuk berputar-putar dulu hingga jam seharusnya aku pulang sekolah. Itupun setelahnya aku juga ragu untuk segera pulang. Aku juga takut kalau ternyata tadi aku ketahuan. Namun akhirnya aku tetap kembali ke rumah.Saat aku kembali mama menyambutku seperti biasa. Aku rasa mama memang tidak mengetahui keberadaanku tadi di depan pintu kamarnya. Namun sekarang aku bingung harus bersikap bagaimana kepadanya. Semua yang barusan terjadi betul-betul merubah pandanganku terhadap ibu kandungku ini.“Kamu kenapa sayang? Sakit?” tanya mama melihat aku hanya diam saja ketika disapa.“Eh, nggak kok ma…”“Oohh.. ya sudah, makan dulu gih, lemas banget kelihatannya, kayak habis lihat hantu aja, hihihi”“Hehehe, iya Ma” jawabku malas. Oh, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku sudah mengetahui perbuatannya? Atau terus tetap diam berpura-pura tidak tahu. Aku bingung. Sunguh bingung. Tapi ternyata dalam hatiku, aku ingin melihatnya lagi. Aku ingin melihat mamaku disetubuhi lagi.***Sejak kejadian itu aku jadi semakin sering memperhatikan mama, bukan hanya karena wajahnya yang memang cantik dan sedap dipandang, tapi aku selalu membanding-bandingkan sifat mama yang terasa sangat berbeda ketika kesehariannya bersama kami yang bagaikan ibu dan istri yang baik, dengan sifatnya waktu itu yang nakal bak pelacur.Aku penasaran. Bahkan dua hari yang lalu aku sempat mencoba mengintipnya lagi, aku bolos sekolah hanya demi mengharapkan bisa melihat ibuku dizinahi orang sekali lagi. Tapi ternyata tidak ada tanda-tanda orang di rumah selain mama ketika itu. Tapi aku yang masih sangat penasaran ingin mencobanya lagi hari ini. Aku akan bolos lagi dan pulang lebih cepat ke rumah.Seperti biasa, mamapun mencium pipi anak-anaknya bergantian, lalu mencium pipi dan tangan papa sebelum kami berangkat. Senyum manisnya, sifat keibuannya, sungguh terlihat bagaikan mama dan istri yang baik. Tapi apa mereka tidak tahu bagaimana perangai mama yang sebenarnya!?“Hati-hati di jalan yah…” ujar mama sambil melambaikan tangannya pada kami. Aahh.. dadaku berdebar kencang lagi dibuatnya. Mama…Sesuai rencana, akupun tidak benar-benar pergi ke sekolah. Aku bolos. Dengan jam yang sama seperti waktu itu akupun kembali ke rumah dengan harapan semoga pak Jupri mengunjungi mama lagi. Tapi sisi diriku yang lain masih berharap semoga mama hanya sendirian di rumah, dan semoga yang ku lihat waktu itu hanya mimpi buruk.Aku tidak tahu harus senang atau sedih saat ini, karena aku melihat ada sendal pak Jupri di depan rumah! Pria itu ada di dalam! Tapi aku tidak seberuntung waktu itu karena ternyata kali ini pintu depan terkunci. Sial! Tapi aku belum menyerah, akupun pergi menuju samping rumah dengan harapan jendela besar yang ada di sana tidak tertutup. Aku lega ternyata demikian. Aku menemukan jalan masukku.Dengan diam-diam akupun masuk ke dalam rumah. Sepertinya mereka ada di dalam kamar. Dan lagi-lagi pintu kamar mama tidak tertutup dengan rapat sehingga memberi ruang bagiku untuk dapat mengintip ke dalam. Namun baru saja aku hendak mengintip, pintu tiba-tiba terbuka! Sepasang tangan hitam langsung menangkap tanganku. Aku ketahuan!“Woi! Bener kan kata gue kalau ada orang!” Ujar pak Jupri sambil tangannya menjepit leherku dengan kasar.“Maaa!” teriakku ketakukan memanggil mama.“Mas, itu Andi mas! Andi!” teriak mama. Setelah pak Jupri memperhatikan sejenak kalau aku benar-benar Andi, barulah dia melepaskan tangannya dariku. Sekarang dia yang tampak sedikit panik karena perbuatannya ketahuan olehku. Mamapun juga terlihat panik. Mungkin tidak menyangka aksinya kali ini akan ketahuan, apalagi oleh anaknya sendiri.Sebuah situasi yang sangat tidak nyaman. Sejenak kami sama-sama diam karena tidak tahu apa yang harus diperbuat.“Ka..kamu kok cepat pulang sayang?” tanya mama tergagap mencoba memecah keheningan. Aku tidak menjawab. Aku lebih terpaku melihat kondisi mama yang sedang tanpa busana.“Kamu sudah tahu sebelumnya? Sudah pernah lihat?” tanya mama lagi. Kali ini aku mengangguk pelan. Ku lihat mama menghembuskan nafas, mungkin merasa pasrah karena ternyata aksinya ketahuan olehku.“Sudah berapa kali lihat sayang?”“Baru dua kali dengan ini ma…” jawabku.“Oohh…”Suasana kembali hening. Sesaat kemudian mama bangkit dari pinggir tempat tidur lalu datang menghampiriku. Mama yang tadi terlihat panik kini mulai terlihat tenang.“Sayang.. kamu marah?” tanya mama lagi dengan suara lembut.“Iya ma… tentu saja!”Meskipun aku masih ada rasa sakit hati dan kecewa, tapi tidak ku pungkiri kalau tubuh mama sangat indah. Baru kali ini aku melihat mamaku bertelanjang bulat dari dekat. Rambutnya hitam panjang sebahu, kulitnya yang putih mulus. Terlebih sekarang mama sedang hamil 5 bulan, sungguh seksi sekali.“Maafkan mama yah sayang.. Iya, mama tahu, mama memang salah, tapi… itu salah papamu juga karena selalu jarang ngasih mama jatah, kamu ngerti kan maksud mama? Kamu bisa paham kan?” ujar mama membela diri. Aku mencoba untuk menahan emosiku, sekaligus mencoba memaklumi alasan mama berbuat seperti ini. Tapi memang tidak semudah itu aku bisa menerimanya. Kalau dia orang lain aku mungkin tidak begitu peduli. Tapi dia adalah mamaku, ibu kandungku. Terlebih sepertinya mama sudah sering melakukan ini.“ Tolong jangan kasih tahu papa yah sayang…” ujar mama lagi sambil membelai pipiku. Emosiku menjadi luluh, bahkan kini aku malah semakin bernafsu melihat keadaan mama. Keringatnya yang membasahi tubuhnya terlihat jelas olehku. Wajahnya bersemu merah dengan hiasan senyum manis. Mama benar-benar terlihat cantik dan menggairahkan.“I..iya ma”“Janji yah sayang… nanti kamu mama kasih uang jajan deh…”“Iya ma, janji” jawabku nurut-nurut saja. Ku pikir memang lebih baik tidak ku beritahu. Aku tidak ingin keluarga kami malah jadi hancur, kasihan adik-adikku.“Eh, Lisa, kok anak lo cuma dikasih uang jajan aja sih?” pak Jupri tiba-tiba ikut-ikutan. Dia tampaknya tidak terlihat takut lagi karena ketahuan olehku. Malah seperti menganggap aku bukan siapa-siapa.“Hmm? Emang adek kasih apa lagi mas?” tanya mama.“Kasih nonton liat gue entotin lu kek, huahahaha… ayo, lo mau lihat kan?” tawar pak Jupri yang membuat aku terkejut, Mamapun juga tampak terkejut. Tentu saja aku tidak menyangka dia akan berkata seperti itu. Menawarkan aku untuk melihat ibu kandungku disetubuhi olehnya? Sungguh bejat! Tapi aku memang penasaran juga ingin melihatnya. Kecantikan mamaku memang menimbulkan daya tarik tersendiri.“Ish… mas ini ada-ada aja, masa adek disetubuhi di depan anak sendiri sih?” kata mamaku bertingkah manja mencubit paha Pak Jupri.“Memang kamu mau lihat sayang?” tanya mama kemudian padaku sambil tersenyum manis.“Eh, a..anu…” Aku sungguh bimbang. Satu sisi tentunya aku masih tidak rela mamaku dizinahi orang lain, apalagi sampai menontonnya langsung. Namun di sisi lain aku sangat bernafsu ingin menonton orang bersetubuh secara langsung, terlebih wanita itu adalah ibu kandungku sendiri yang sangat cantik.Melihat aku lama diam, mamapun berbicara.“Tuh.. dia gak mau mas. Masa melihat mamanya sendiri disetubuhi sih? Sama orang lain yang bukan papanya macam mas lagi, hihihi” tawa mamaku cekikikan yang disambut gelak tawa keras si brengsek Jupri. Perasaanku sungguh campur aduk melihatnya!“Nggak ma, aku mau lihat kok!” ujarku cepat kemudian. Sial! Apa yang barusan aku katakan. Aku terang-terangan berkata ingin melihat ibuku sendiri disetubuhi orang lain?? Aku sudah gila! Tidak memberi tahu ayahku saja itu sudah keterlaluan, ini aku malah ingin menonton perzinahan ibuku dengan orang lain. Ahhh… kenapa denganku! Dia itu mama! Ibu kandungku!“Hmm? Kamu mau lihat sayang?”“Iya ma… boleh?” tanyaku malu-malu. Sekarang aku malah berdebar-debar mengharapkan kalau mama memang membolehkan aku menonton perbuatan terlarangnya itu. Sedangkan si Jupri semakin keras tertawanya seakan memandang rendah mama dan aku.“Huahahaha, tuh kaaaann… gue yakin lo pasti penasaran ngelihat mama lo dientotin. Mama lo ini emang bikin siapa aja nafsu, bahkan anak kandungnya sendiri, huahahaha” ujarnya yang lagi-lagi disambut cubitan mama di pahanya.“Ya sudah, kamu kunci jendela tempat kamu masuk tadi yah sayang. Untung tadi kamu yang masuk, bukan papa, hihihi” suruh mama. Segera saja ku turuti, setelah selesai aku langsung kembali lagi ke kamar mama. Saat ku kembali ku lihat mama sedang asik berciuman. Darahku kembali berdesir melihat pemandangan ini.“Ma…” panggilku lirih. Mamapun melepaskan ciumannya.“Eh, udah kamu kunci?” tanya mama sambil masih dipeluk dari belakang oleh pak Jupri yang jelek itu. Tangannya juga membelai-belai perut buncit mama.“Udah ma. Hmm… Ma…”“Iya sayang?”“Gak takut ketahuan Papa?” tanyaku.“Ya kamu jangan kasih tahu dong… hihihi”“Terus itu… mama kan lagi hamil…”“Aman kok sayang…”“Tapi itu anaknya Papa kan Ma?” tanyaku curiga juga.“Hmm.. gimana yah.. mama nggak yakin juga sih”“M-maksudnya?”“Iya, cuma kamu yang mama yakin anaknya papa. Kedua adek kamu mungkin anaknya orang lain, termasuk yang di perut mama ini, hihihi”“Hah?? Orang lain? Berarti mama udah sering ML sama pria lain sebelum ini!?” tanyaku. Mama mengangguk malu-malu.“Iya… maaf yah… Habisnya papa kamu itu sih, awal-awal nikah saja rajin ngasih jatah ke mama. Setelah kamu lahir, dia jadi semakin sibuk. Ya mama sebagai wanita kan butuh itu juga sayang”Aku sangat terkejut mendengarnya kenyataan ini. Aku tidak menyangka mamaku seperti ini. Wanita secantik dan terlihat berkelas seperti mama ternyata sudah berkali-kali bersetubuh dengan pria lain selain papa. Aku shock. Tapi melihat senyum manis mama akupun langsung luluh dan menyerah pada nafsu.“Ahhh.. lama amat sih kalian ngobrolnya, gue pengen ngentot nih…” ujar pak Jupri tiba-tiba. Dia lalu mendorong tubuh mama ke kasur, dan langsung menggenjot mama! Aku terbelalak melihat ibu kandungku diperlakukan sangat kasar, terlebih dia kan lagi hamil.“Nghh… mas, pelan-pelan… gak enak dilihat Andi” ujar mamaku sambil menatapku. Tatapan yang sungguh membuat perasaanku tak karuan.“Peduli amat! Biasanya aja lo kesenangan kalau gue entotin kasar! Masa di depan anak lo musti pelan-pelan! Palingan dia juga suka mamanya gue entotin kayak gini” ujar pak Jupri kurang ajar sambil terus memompa tubuh mama dengan cepat. Tubuh mama sampai melenting-lenting dibuatnya!Pak Jupri menggenjot mama dari belakang dengan posisi tiduran menyamping. Dengan posisi seperti itu baik mama dan pak Jupri menghadap ke arahku. Pak Jupri seakan-akan ingin mempertontonkan kepadaku bagaimana biasanya mamaku disetubuhi olehnya. Mama bahkan ikut-ikutan seperti ingin menunjukkan tontonan yang menarik kepadaku. Dia tersenyum manis padaku sambil terus disetubuhi pria itu!“Ngghh… mas… ssshhh” rintih mama manja yang terdengar sangat menggoda. Mereka kemudian berciuman, lalu mama melihat ke arahku lagi sambil tersenyum, lalu berciuman lagi, dan menatapku lagi, begitu seterusnya. Sungguh hatiku terasa diaduk-aduk.“Lo lihat kan kelakuan mama lo?? Kayak lonte kan? Lo kebayang gak kalau papa lo tahu? Huahahaha” ejek pak Jupri lagi.“Ihh… mas, jangan kasih tahu dong… iya kan sayang? Papa gak boleh tahu kan?” tanya mama padaku. Aku hanya mengangguk kaku. Seharusnya aku marah, tapi kenapa… kenapa aku sangat bernafsu melihat pemandangan ini?? Dadaku bahkan berdebar sangat keras saking bernafsunya.“Oi, lo kalau mau nonton mending lo lepasin baju lo.... Biar mama lo tahu kalau lo konak ngelihatnya gue entotin, huahahaha” suruh pak Jupri dengan nada mengejek kepadaku.“Hihihi, emang kamu suka yah sayang lihat mama diginiin pak Jupri?” tanya mama, aku lagi-lagi hanya mengangguk kaku.“Ya sudah… buka aja bajunya biar lebih enak…” suruh mama kemudian. Dengan ragu-ragu akupun membuka pakaianku hingga telanjang di depan mereka. Ku lihat mama tersenyum melihat penisku yang sedang ngaceng bukan main karena menonton aksi zinahnya. Aku yang malu segera menutupi penisku dari pandangannya dengan tanganku.“Woi, ngapain lo tutup-tutup segala, kasih liat aja.. Eh, suruh tuh anak lo itu ngocok!” pinta pak Jupri padaku dan mama. Perangai pak Jupri semakin menjadi-jadi. Dia seenaknya saja berkata!“Udah sayang.. buka aja, gak usah malu… ngocok aja kalau kamu emang mau” ujar mama menuruti perintah si Jupri. Aku yang mendengar mama berkata seperti itu akhirnya benar-benar mengocok penisku. Sungguh gila. Aku terang-terangan mengocok penisku di depan mereka! Mengocok sambil melihat ibu kandungku disetubuhi orang lain! Mama yang melihat aku asik mengocok tersenyum saja melihatku. Wajahnya yang cantik serta senyumnya yang manis membuat aku semakin belingsatan.“Ikut naik ke ranjang! Lo lihat mama lo gue entotin dari dekat!” suruh pak Jupri lagi. Aku turuti perkataanya. Akupun naik ke atas ranjang . Ranjang yang biasa menjadi tempat tidur mama dan papa sekarang sedang menjadi tempat perzinahan mamaku dan tetangga kami ini, plus aku anaknya mama yang hanya bisa menonton sambil mengocok. Ahhhh, entah apa jadinya bila seandainya papa mengetahui hal ini.Pak Jupri sungguh bejat! Setelah aku ikut naik ke ranjang dia malah semakin kencang menghentak-hentakkan penisnya bertubi-tubi ke vagina mamaku. Tubuh mama sampai terdorong-dorong kuat. Buah dada dan perut mama tampak bergoyang kencang. Sialnya melihat pemandangan ini aku malah semakin nafsu dan mempercepat kocokanku.Aku tidak tahan untuk tidak meraba tubuh mama yang putih bening ini. Ku beranikan saja mengelus tubuhnya. Selagi mama dientotin dengan kasar oleh pak Jupri, satu tanganku membelai-belai tubuhnya, mulai dari wajah cantiknya, lehernya, buah dadanya, hingga perutnya. Sedangkan tanganku yang lain tetap sibuk mengocok.“Kamu suka sayang?” tanya mama sambil berusaha tersenyum padaku. Ku lihat wajahnya semakin memerah dengan bulir keringat membasahi.“Suka ma… mama cantik banget, kulit mama halus” jawabku yang dibalas senyum manisnya.“Pegang aja sesukamu yah…”“Iya ma…” Jadilah aku terus membelai-belai mama selagi dia dientotin. Beberapa bagian tubuhnya yang berkeringat terasa sangat basah di tanganku. Ku coba mencium aroma keringatnya yang menempel pada tanganku, bahkan saking aku bernafsunya aku juga sampai menjilati keringatnya. Aku betul-betul sudah terbawa nafsu.Ku lihat genjotan pak Jupri pada tubuh mama semakin cepat, sepertinya tidak lama lagi dia akan klimaks. Pak Jupri akan menumpahkan spermanya ke rahim mamaku! Membayangkannya sungguh membuat aku semakin tidak kuat.“Ughhh… nih terima peju gue, lihat nih, adek lo gue siram pake pejuuuu!” Racau si Jupri.“Ngghhh… sayaaaannnggg… lihat mamaaaa” erang mamaku ikut-ikutan. Gila! Aku tidak kuat untuk tidak muncrat juga!Tubuh pak Jupri lalu mengejang kaku, dia sedang menyemprotkan pejunya di dalam sana. Memindahkan isi kantong zakarnya ke tempat cabang bayi mamaku berada!“Crooottttt croooottttttt” Berbarengan dengan itu aku juga memuntahkan pejuku, sebagian besar mengenai perut mama. Aghh… aku baru saja mengotori badan ibu kandungku sendiri dengan spermaku. Mama yang melihat aku baru saja klimaks, bahkan mengenai tubuhnya, lagi-lagi tersenyum padaku. Mamaku sungguh cantik.Setelah selesai, Pak Jupri pun rebah ke pelukan mama. Mereka berpelukan sebentar untuk mengatur nafas, setelah itu pak Jupri keluar untuk merokok di luar. Sekarang hanya tinggal aku dan mama yang berada di atas ranjang. Sama-sama sedang telanjang bulat.“Enak sayang?”“E..enak ma…” jawabku sambil memilin-milin putting susu mama. Ternyata mama sudah bisa mengeluarkan susu.“Kamu suka lihat mama dientotin pak Jupri?”“Tadinya sih aku kesal ma, tapi kok aku suka yah ngelihatnya…”“Suka lihat mama dikasari juga?” tanya mama senyum-senyum.“Eh, i..itu.. iya juga ma…”“Hihihi, makanya jangan kasih tahu papa yah… ntar kamu bisa terus lihat deh mamamu ini dientotin orang” ucap mama genit.“I..iya ma…”“Makasih sayang… sini peluk mama” ujar mama sambil membentangkan tangannya. Langsung saja ku rebahkan badanku di sebelahnya dan memeluk tubuhnya. Perut mama yang buncit terasa menekan-nekan penisku yang masih tegang. Aku tidak peduli kalau di sana masih ada ceceran spermaku.“Ma…”“Ya sayang?”“Aku boleh nyusu?” entah kenapa tiba-tiba aku meminta hal seperti itu. Terlintas begitu saja.“Hihihi, kamu pengen jadi adek bayi lagi yah?”“I..iya Ma” jawabku malu.“Hmm… Boleh kok… kamu kan anaknya mama sendiri” jawab mama membolehkan. Aku senang sekali mendengarnya. Akupun segera mendekatkan mulutku ke buah dadanya dan langsung mengulum putingnya. Kusedot dan kujilati air susunya yang mulai mengalir masuk ke mulutku.“Enak sayang?” tanyanya, aku mengangguk. Rasanya sungguh luar biasa. Sensasi menyusu pada wanita secantik mama, yang mana kami berdua sedang bertelanjang bulat. Apalagi penisku yang bersentuhan dengan sela-sela pahanya makin menambah nikmat bagiku. Penisku yang barusan tadi menumpahkan pelurunya kini jadi ngaceng kembali. Melihat itu mama tersenyum dan berbisik padaku.“Mau mama kocokin gak sayang?” tanya mama lagi, tentu saja aku mau. Aku mengangguk. Mamapun mengocok penisku sambil aku menyusu padanya! Sementara itu, satu tanganku sibuk membelai perut buncitnya serta meremas buah dadanya yang satunya. Sungguh rasanya luar biasa tak terlukiskan!Cukup lama kami melakukannya, rasanya aku tidak ingin berhenti.“Wah wah wah.. lagi asik nih…” ujar pak Jupri tiba-tiba. Dia sudah kembali masuk ke dalam kamar.“Ibu dan anak kok kayak gini sih? Dasar ibu anak bejat! Huahaha” ledek pak Jupri kemudian. Ku lihat Mama hanya tertawa kecil saja merespon ucapan pak Jupri, sedangkan aku tidak mau peduli, aku hampir muncrat lagi karena kocokan mama.“Ma…” erangku.“Hmm? Mau keluar sayang?”“I..iya ma…” jawabku lalu kembali mengenyot susunya.“Keluarin aja sayang… jangan di tahan”Kocokan mama semakin cepat, akupun juga semakin bernafsu mengenyot susu mama. Hingga akhirnya aku tidak tahan lagi untuk mengeluarkan spermaku.“Crooooottt crrroooooottttt”Spermaku muncrat dengan banyaknya, berhamburan membasahi tangan mama, perutku, perut buncit mama, serta sprei tempat tidur.“Makasih ma…”“Iya, enak kan sayang? Kalau kamu mau lagi ngelurkan peju nanti panggil mama aja yah.. asal jangan kamu jangan kasih tahu papa ya”“I..iya ma”Selesai aku muncrat, pak Jupri tiba-tiba menarik tangan mama dengan kasar ke arahnya.“Awh!” Mama sampai menjerit kecil dibuatnya. Sungguh kurang ajar! Dia ternyata belum puas untuk menyetubuhi mama! Mamapun disetubuhi sekali lagi olehnya. Kali ini dengan gaya anjing. Walaupun aku marah dengan sikap kasarnya pada mama, tapi perlakuannya pada mama memang membuat aku sebagai anaknya jadi ikut bernafsu. Mama terlihat sangat seksi dientotin dengan gaya itu. Ya, aku masih di ranjang yang sama dengan mereka untuk terus menonton dari dekat aksi perzinahan ibu kandungku ini.Hingga akhirnya aku kembali melihat bagaimana pak Jupri dengan nikmatnya mengejang memuntahkan spermanya ke rahim mama. Setelah itu barulah pak Jupri pergi setelah puas dua kali menzinahi mamaku.“Udah nontonnya sayang? Mama mau beres-beres dulu nih… nanti ketahuan sama papa”“Eh, bentar mah… aku masih pengen meluk mama” jawabku. Mama yang masih terlentang telanjang memang menggodaku untuk kembali memeluknya. Akupun kembali rebahan dan memeluk tubuh mama.“Ya sudah… sebentar saja yah… jangan lama-lama”“Iya Ma…” ahhh, memang nyaman sekali berada di sebelah mama.Memang tidak lama aku memeluk mama, karena setelah itu mama permisi ingin mandi dan beres-beres. Tapi aku tahu ini barulah permulaan. Aku yakin masih ada kegilaan-kegilaan lain yang akan ku alami. Dan mungkin hanya tinggal waktu saja sampai aku bisa menyetubuhi mama.Beberapa hari berlalu setelah kejadian itu. Aku sering berpapasan dengan pak Jupri di luar rumah, dia hanya tertawa cengengesan saja ke arahku. Melihat wajahnya itu sungguh membuat aku muak! Aku yakin dia masih terus menyetubuhi mama ketika kami anak-anaknya sibuk sekolah dan papa sibuk berkerja.Setelah kejadian hari itu aku juga sering beronani, parahnya aku malah onani sambil menghayal mamaku sedang disetubuhi oleh pria brengsek itu. Sebenarnya aku ingin minta dionanikan oleh mama, tapi aku takut memintanya, lagian tidak ada kesempatan karena ada orang di rumah. Hari ini sepulang sekolah, akupun memberanikan diri untuk memintanya, mumpung hanya ada aku dan mama di rumah.Segera aku menuju ke kamar mama. Tampak mama baru saja selesai mandi. Dia hanya mengenakan handuk putih. Perut mama yang buncit karena hamil tampak menekan handuk itu. Pemandangan yang terlihat seksi dan menggairahkan bagiku.“Ma…”panggilku dari depan pintu.“Ya sayang?”“Aku mau keluarin sperma lagi, boleh?”“Hihihi… kamu ini. Kan udah mama bilang waktu itu kalau mau keluarin peju bilang aja ke mama”“Berarti boleh ma?”“Boleh… sini-sini” jawab mama tersenyum manis. Dadaku berdebar saking senangnya. Akupun segera masuk ke dalam kamar mama. Segera ku turunkan celanaku sehingga penisku yang sudah tegang sedari tadi kini terjuntai di hadapannya.“Buka aja bajumu sayang… telanjang aja, cuma ada kamu dan mama kok sekarang di rumah” suruh mama. Akupun menuruti perkataannya. Ku buka juga bajuku sehingga kini aku telanjang bulat di dalam kamar mama. Tanpa menunggu lagi segera ku kocok penisku. Mama sampai tertawa kecil melihat aku yang sepertinya sangat bernafsu pada dirinya.“Hihihi, buru-buru amat sih? Santai aja, Papa dan adik-adikmu masih 1 jam lagi kok pulangnya” ujar mama mendekat lalu mengacak-ngacak rambutku. Aku dapat mencium harum tubuh mama dari jarak ini. Wangi sabun dari tubuhnya membuat aku semakin horni.“Ma… buka handuknya dong…” pintaku dengan nafas berat karena sudah terlalu bernafsu.“Iya… Dasar ih kamu…” Sambil terus senyum-senyum memandangku mamapun mulai melepaskan ikatan handuknya. Dia kini telanjang bulat di depanku. Aku jadi semakin bernafsu melihat pemandangan ini. Tubuh telanjang ibu kandungku dengan kulit putih mulusnya terpampang di hadapanku. Perut buncitnya yang sedang hamil kini tidak tertutupi lagi. Sungguh seksi. Kocokankupun semakin cepat dibuatnya.“Pengen kayak yang waktu itu lagi nggak kamunya?” tanya mama senyum-senyum kecil. Dia lalu berbaring di tempat tidur kemudian merentangkan tangannya. Aku girang bukan main. Segera aku langsung terjun berbaring ke sebelahnya. Aku senang sekali bisa berduaan lagi peluk-pelukan di atas ranjang mamaku ini.Akhirnya kejadian seperti waktu itu terulang lagi. Aku menyusu pada mama sambil mama mengocok penisku. Ini sungguh posisi yang paling aku suka. Senyum manis mama yang selalu berusaha memandangku selama aku menyusu dan dikocok juga makin membuat aku terbuai. Aaaahh… Seandainya aku bisa memiliki mama seorang diri, seandainya tidak ada si Jupri brengsek itu.“Ma… tadi mama gituan lagi yah sama pak Jupri?” tanyaku setelah melepaskan kulumanku pada puting mama.“Iya… kenapa sayang?”“Mama kok mau-maunya sih sama pak Jupri?”“Dia cuma beruntung aja kok…”“Gimana awalnya sih ma?” tanyaku lagi penasaran.“Hmm… gimana ya... Ya dia cuma beruntung aja waktu itu datang ke rumah. Terus lihat mama lagi main-main sama terong, mama lagi pengen banget waktu itu sayang karena udah lama gak dapat jatah dari papa. Jadi dia mulai deh, awalnya mama gak mau, orangnya kan jelek kayak itu, beda dengan papa dan pacar-pacar mama yang dulu. Tapi dia terus maksa mama, karena mama juga udah horni ya kejadian deh” jelas mama sambil tetap terus mengocok penisku.“Emang kapan tuh ma? Kok orang rumah gak ada yang tahu?”“Yeee… kalau ketahuan bisa gawat dong, hihihi.. Hampir 2 tahun yang lalu, sejak kita baru pindah ke sini, berarti waktu kamu kelas 3 SMP. Sampai sekarang gak bosan-bosan tuh orang” jawab mama. Tentu saja, dengan tubuh seindah dan wajah secantik mama siapa juga yang bakalan bosan. Apalagi mama mau-maunya disetubuhi dengan kasar seperti yang aku lihat waktu itu. Walaupun aku kesal sama pak Jupri, tapi entah kenapa aku ingin melihatnya lagi menyetubuhi mama.“Ma… boleh nggak besok aku gak sekolah?”“Hah? Ngapain? Emang kenapa kamu gak sekolah?” tanya mama heran sampai kocokannya pada penisku terhenti.“A..aku mau lihat mama gituan lagi”“Duh… kamu ini, kamu suka yah sayang lihat mama disetubuhi orang lain?”“I..iya ma”“Hihihi, dasar, ternyata anak mama ini nakal juga, punya fantasi jorok ke mamanya. Tapi masa sampai bolos sekolah pula sih? Jangan ah…” jawab mama sambil kembali melanjutkan kocokannnya.“Yah.. ma, sekali-kali mah… boleh yah…”“Hmmph… kamu ini, ya sudah deh boleh, dasar kamu ini anak nakal” ucap mama genit sambil mengecup keningku.“Hehe, makasih mah…”“Ya sudah, buruan dong keluarin spermanya, ntar papa keburu pulang lho, bisa kacau nanti kalau papa ngelihat kamu mesum ke mama kayak gini, hihihi”“Eh, i..iya mah” Akupun kembali mengenyot buah dada mama untuk menghisap susunya. Meskipun mama tadi bilang buruan, tapi aku tetap melakukannya dengan santai, aku ingin menikmatinya. Satu tanganku kembali meraba-raba tubuh mama, baik buah dadanya maupun perut buncitnya. Mamapun tampaknya mengerti, dia pasrah saja membiarkan aku yang masih sangat ingin berlama-lama dengannya seperti ini. Sambil aku terus mengenyot buah dadanya, mama juga terus mengocok penisku dengan telaten, sesekali dia meremas buah zakarku dengan lembut. Aroma tubuh serta senyum manisnya sungguh membuat aku nyaman.Hingga akhirnya beberapa saat kemudian akupun tidak tahan untuk memuntahkan spermaku. Mama yang menyadarinyapun mempercepat kocokan tangannya.“Maaaa”Crooott…Spermaku muncrat berhamburan dengan nikmatnya. Tangan mama terus mengocok pelan penisku sampai pejuku keluar seluruhnya, sementara aku mengerang kenikmatan sambil terus menyedot susu mama. Sungguh orgasme yang luar biasa!“Udah? Puas?”“Belum sih ma, hehe” Ya, aku memang tidak pernah puas.“Dasar, udah sana.. bentar lagi Papa dan adik-adikmu pulang. Disambung besok pagi aja, kan katanya besok gak sekolah, hihihi.”“I..iya mah”Akupun bangkit dan segera berpakaian, begitu pula mama. Tidak lama kemudian Papapun pulang. Mama kembali berperilaku seperti istri yang setia dan ibu yang baik. Mereka tidak tahu, kalau di belakang mereka mama diam-diam sudah sering berzinah. Papa tidak tahu, kalau anak yang sedang di kandung mama mungkin bukanlah anaknya.**Besoknya, seperti yang direncakan, akupun tidak pergi sekolah. Aku berpura-pura sakit perut. Tentunya hanya mama yang tahu kalau aku sedang berpura-pura supaya aku bisa menonton aksi zinahnya nanti. Setelah papa dan adik-adikku berangkat, barulah aku kembali bertingkah normal.“Udah sembuh yah sayang?” goda mama saat aku turun dari kamarku.“Udah ma..”“Huu… pengen lihat mama dizinahi orang jadi sembuh yah? hihihi”“Eh, itu… Hehehe”Ah… entah kenapa aku jadi berdebar-debar menunggu pak Jupri datang ke rumah untuk berkawin dengan mamaku. Belum apa-apa penisku sudah ngaceng.Aku kemudian melihat mama senyum-senyum padaku, dia menurunkan tali dasternya, dengan sedikit sentuhan, dasternya itu kemudian jatuh terlepas dari tubuhnya. Mama telanjang bulat!“Mama telanjang??”“Iya… kenapa? Selama ini kalau kalian udah pergi dan mama sendirian di rumah, mama juga selalu begini” jawabnya dengan senyum genit.“Ooh…” aku tidak menyangka, ternyata mama sangat nakal di belakang kami!Mama kemudian beres-beres rumah dengan bertelanjang bulat. Sebuah pemandangan yang membuat aku berdegub kencang. Mama terlihat sangat seksi. Dengan kondisi perut buncit karena hamil dia tetap lihai membersihkan rumah. Sesekali mama melempar senyum padaku seakan-akan dia tahu kalau aku sedang terpesona melihatnya.Setelah selesai membersihkan rumah, pak Jupripun datang. Waktunya sunguh pas. Mereka sepertinya sudah terbiasa dengan rutinitas dosa ini.“Woi, lo gak sekolah? Sengaja pengen lihat mama lo gue entotin lag?” ledek pak Jupri padaku.“Andi tadi katanya sakit perut mas” jawab mama sambil mengedipkan mata padaku. “Tapi gak apa kan mas kalau Andi ikut nonton lagi?” kata mama kemudian.“Ya gak apa, gue malah senang bisa ngentotin lo di depan anak-anak lo, huahahaha” jawab pak Jupri seenaknya.Pak Jupri lalu ngobrol-ngobrol sedikit dengan mama sambil menyeruput kopinya, beberapa perkataannya malah merendahkan aku dan papa. Setelah itu pak Jupri lalu menarik tangan mama dengan kasar ke dalam kamar. Sungguh bejat! Tidak tahu diuntung! Walupun begitu, aku lagi-lagi dibuat konak meskipun sakit hati dengan perlakukan kasarnya pada ibu kandungku ini. Pak Jupri yang tahu reaksiku malah cengengesan remeh kepadaku. Mama malah menjerit manja.“Sayang….” Sambil diseret pak Jupri mama memanggilku, seakan mengajak aku untuk ikut masuk ke dalam kamar.Akupun menyusul mereka ke dalam kamar. Mereka sudah di atas ranjang, saling bergumul, berciuman dan bertukar air liur! Aku geli sekaligus horni melihat mama mau-maunya menampung liur pak Jupri yang sengaja meludah ke mulutnya. Mama malah sengaja melirik kepadaku saat menampung liur itu, seakan sengaja membuatku semakin cemburu serta bernafsu kepadanya. Setelah menelannya dia malah tersenyum dan tertawa ke arahku. Perasaanku sungguh campur aduk! Mereka terus melakukan hal itu berkali-kali.Puas berciuman, pak Jupri yang tidak tahan segera menyetubuhi mama dengan gaya anjing. Seperti kemarin, aku disuruh ikut naik ke atas ranjang untuk melihat bagaimana dia menggenjot mamaku dari dekat. Sambil menonton mamaku disetubuhi, aku terus mengocok batang penisku dengan tanganku sendiri, sesekali juga sambil meraba-raba tubuh mama. Tapi apa yang diucapkan pak Jupri berikutnya membuat aku terkejut sekaligus girang.“Eh, lo sepong dong kontol anak lo…” suruh pak Jupri pada mama. Mama terlihat terkejut mendengarnya, akupun demikian, tapi aku juga antusias menginginkannya. Aku ingin merasakan penisku dijilati oleh mama.“Sepong punyanya Andi pak?”“Iya, sepong kontol anak kandung lo, kasihan tuh cuma bisa ngocok aja lihat mamanya gue entotin, huahaha”Mama terlihat ragu. Mungkin dia tidak pernah terpikir untuk melakukan hal yang cukup jauh seperti itu pada anaknya sendiri. Namun kemudian aku malah melihat wajah mama menunjukkan rasa penasaran. Ada birahi yang terpancar dari matanya.“Hmm… Sayang, penis kamu… mau mama jilatin?”tanya mama padaku.“M..mau mah…” tentu saja aku mau.“Hihihi, dasar, sekarang kamu kayaknya benar-benar nafsu sama mama sendiri yah…” tawa mama renyah.“Huahaha, kan udah gue bilang siapapun pasti nafsu sama lo, termasuk anak lo sendiri” ledek pak Jupri yang dibalas mama dengan senyuman.“Ya sudah, sini sayang mendekat” suruh mama sambil membuka mulutnya. Aku dengan dada berdebar menggeser maju tubuhku dan mulai mengarahkan penisku ke mulut mama, dan ‘Hap’ penisku masuk ke mulut mama. Ibu kandungku baru saja memasukkan penis anaknya sendiri ke dalam mulutnya. Badanku gemetar, rasanya sungguh luar biasa!“Huahahaha, gimana? Enak kan mulut mama lo?” Pak Jupri terbahak sambil lanjut menggenjot vagina mama. Aku tidak ingin menjawabnya, aku hanya terus memandangi wajah mama. Dia terus menatapku bahkan berusaha tersenyum padaku meskipun mulutnya sedang tersumpal penis. Sungguh membuat aku jadi semakin bernafsu hingga akupun memaju-mundurkan pinggulku seakan menyetubuhi mulut mama.Sebuah pemandangan yang sangat ganjil dan gila, apalagi kalau terlihat oleh papa. Entah apa jadinya bila dia melihat istri yang dia cintai, yang dia pikir adalah istri yang setia dan penurut, sedang digenjot depan belakang oleh bapak tetangga dan anaknya sendiri.Setelah beberapa lama, akupun tidak kuat untuk menahan laju spermaku. Sepertinya pak Jupri juga demikian. Sesaat kemudian kamipun sama-sama menyemprotkan sperma kami ke tubuh mama. Pak Jupri muncrat di vagina mama sedangkan aku di mulut mama. Mama melenguh, mungkin dia ingin agar aku tidak muncrat di mulutnya, tapi tidak sempat dia katakan, sehingga akhirnya spermaku muncrat memenuhi rongga mulutnya. Namun ternyata mama akhirnya malah menelan semua spermaku sambil penisku masih bersarang di mulutnya.“Gila lo! Mulut emak sendiri dipejuin.. hahaha” tawa pak Jupri membahana. Mama hanya tersenyum memandangku sambil menyeka tepi mulutnya. Aku merasa berdosa telah berbuat seperti ini pada mama, tapi memang rasanya sungguh nikmat. Aku justru ketagihan.Setelah beristirahat lebih dari setengah jam, kami mengulanginya kembali. Sama seperti tadi, pak Jupri menggenjot vagina mama dari belakang, sedangkan aku menggenjot mulut mama. Sambil pak Jupri menyetubuhi mama, dia terus saja berkata-kata yang tidak pantas pada aku dan mama. Dan sekali lagi, kami muncrat dengan cara yang sama seperti tadi. Aku mengotori mulut mama dengan spermaku lagi. Merasa puas, setelah ronde itu akhirnya pak Jupri pulang ke rumahnya.***Hari-hariku bersama mama kini sudah berubah. Hampir tiap hari aku selalu meminta dionanikan serta minta oral kepadanya. Tentunya kami melakukannya ketika Papa dan adik-adikku tidak ada di rumah, walaupun pernah juga kami melakukannya diam-diam meskipun mereka ada di rumah. Sebenarnya aku pernah meminta pada mama apa aku juga boleh menyetubuhinya, tapi ternyata mama dengan keras menolak. Aku harap hanya masalah waktu saja, karena semakin hari aku semakin bernafsu pada ibu kandungku ini.Aku juga semakin sering bolos sekolah dengan berbagai alasan, bahkan pernah pura-pura pergi ke sekolah tapi kemudian balik lagi ke rumah. Semuanya hanya demi melihat mamaku disetubuhi oleh pak Jupri tetangga kami yang jelek itu. Sensasi sakit hati namun menggairahkan itu sungguh membuat aku ketagihan.Hingga suatu hari aku terkejut mendengar cerita kedua adikku kalau mereka pernah melihat mama mengemut penisku. Aksiku dan mama ketahuan! Aku tentunya mencoba mengelak, tapi mereka berkata sangat yakin dengan apa yang mereka lihat. Akupun terpaksa mengancam mereka supaya tidak cerita ke siapa-siapa, terutama pada Papa. Untung saja mereka mau menurut karena mereka berdua memang takut padaku dari dulu.Aku lalu memberi tahu mama kalau Andra dan Bobi pernah melihat perbuatan kami waktu itu.“Duh… tuh kan ketahuan, kamu sih sayang… maksa banget mintanya waktu itu, padahal ada mereka di rumah, ketahuan tuh kan jadinya… huuuh” ujar mama manja setelah aku memberitahunya, tampak wajah mama panik. Mungkin dia takut kalau Andra dan Bobi akan mengadu ke papa.“Tapi aku yakin mereka gak bakal bilang pada siapa-siapa kok ma… sudah aku suruh diam”“Iya… tapi kan tetap saja ketahuan. Pantesan mereka tadi diam-diam aja ke mama” Mama sepertinya masih tidak menyangka kalau perbuatan gilanya ketahuan satu-per satu. Kemarin ketahuan berzinah dengan pak Jupri olehku, sekarang aksiku dan mama yang ketahuan oleh Andra dan Bobi.“Hmmhh…. Tapi ya udah deh, udah ketahuan juga, ya gimana lagi” ujar mama kemudian, dia sudah terlihat lebih santai.“Ma...”“Hmm? Apa lagi?”“Besok aku gak sekolah lagi boleh gak?”“Kamu mau bolos lagi? Pengen lihat mama digituin lagi ya?”“Iya Ma… ““Masa bolos terus sih sayang?” tanya mama heran. Mung
“Iya Ma… boleh ya ma? Ntar aku kasih tahu papa lho” ancamku, tentu saja aku tidak serius mengancamnya, mama juga tahu itu. Dia tahu aku tidak akan memberitahu papa. Dia tahu kalau aku sudah sangat menyukai permainan ini.
“Hihihi… dasar kamu ini, iya deh iya, dasar anak nakal. Mau jadi apa sih kamu kalau kerjaannya bolos mulu, hihihi” jawab mama sambil tertawa, aku juga ikut tertawa.
**
......................................

Tidak ada komentar:
Posting Komentar